Fungsi utama
dari pikiran adalah memungkinkan orang untuk memprediksi kejadian dan
mengembangkan cara untuk mengontrol kejadian yang mempengaruhi hidup mereka
(Bandura,1995)
Karya awal mengidentifikasi peran
model behavioral dalam belajar perilaku prososial dan antisosial dan peran dari
model dalam modifikasi perilaku. Teori ini kemudian mengidentifikasi beberapa
faktor sosial dan kognitif yang mempengaruhi belajar. Termasuk di dalamnya
adalah kapabilitas menggunakan simbol dan melakukan tindakan yang diniatkan dan
bertujuan. Termasuk juga pada pengaruh media terhadap nilai, sikap, dan gaya
perilaku pemirsa (Bandura,1986).
PRINSIP BELAJAR
Teori kognitif-sosial Albert
Bandura berusaha menjelaskan belajar dalam latar naturalistik. Lingkungan
sosial memberi banyak kesempatan bagi individu untuk mendapatkan keterampilan
dan kemampuan yang kompleks melalui observasi perilaku model dan konsekuensi
behavioral.
ASUMSI TEORI BELAJAR KOGNITIF-SOSIAL
1. Pembelajar dapat
(a)mengabstraksi informasi dari pengamatan terhadap orang lain, dan (b) membuat
keputusan tentang perilaku yang akan dijalankan.
2. Tiga cara relasi yang saling
terkait antara perilaku (B), lingkungan (E) dan kejadian personal internal (P)
akan menjelaskan belajar.
3. Belajar adalah akuisisi
representatif simbolik dalam bentuk kode verbal atau visual.
KOMPONEN BELAJAR:
1. MODEL BEHAVIORAL
Fungsi model perilaku adalah
mentransmisikan informasi kepada pengamat melalui salah satu dari tiga cara,
yaitu:
a. Menjadi petunjuk bagi perilaku
yang sama pada orang lain
b. Memperkuat atau melemahkan
sikap menahan diri pemelajar terhadap pelaksanaan perilaku tertentu, dan
c. Menunjukkan pola perilaku
baru.
Model nyata adalah anggota keluarga,
guru, teman, rekan kerja, dan orang lain di setting sosial
sekitarnya.
2. KONSEKUENSI PERILAKU
Ada tiga jenis konsekuensi yang
mempengaruhi perilaku padaTeori kognitif-sosial, yaitu:
1. Penguat Pengganti / konsekuensi pengganti (Vicarious reinforcement). Diasosiasikan dengan perilaku yang diamati. Model menerima penguatan atau
hukuman untuk perilaku tertentu, dan konsekuensi untuk model ini menimbulkan
reaski emosional pada diri pengamat.
Akibat Utama Konsekuensi
Pengganti
Penguat Pengganti
|
Hukuman Pengganti
|
Menyampaikan informasi tentang
perilaku mana yang tepat dalam latar tertentu
|
Menyampaikan informasi tentang
perilaku mana yang tidak tepat dalam setting tertentu.
|
Bangkitnya respons emosional
terhadap kesenangan dan kepuasan pada diri pengamat
|
Cenderung memunculkan pengaruh
memabatasi peniruan perilaku model (efek penghalang)
|
Setelah penguatan yang
berulang, efek emosional insentif akan muncul; perilaku mendapat nilai
fungsional
|
Cenderung mengurangi nilai
status model karena perilaku fungsional tidak ditransmisikan.
|
Ketiadaan Hukuman. Antisipasi
akan dikenakanya hukuman biasanya membuat orang menahan diri untuk melakukan
tindakan yang dilarang. Akan tetapi, ketika seseorang tidak dihukum atas
pelanggaran, informasi yang disampaikan kepada pengamat adalah pelanggaran dapat
dibenarkan.
2. Penguatan
diri dan langsung/ konsekuensi langsung. Hasil langsung yang
dimunculkan oleh perilaku imitatif selanjutnya dari si pengamat. Penguatan
positif yang diidentifikasi dalam pengkondisisan berpenguat. Yakni perilaku
perorangan menghasilkan perubahan dalam lingkungan sehingga perilaku itu
kemungkinan dilakukan lagi dalam situasi yang sama.
3. Konsekuensi yang diatur sendiri oleh pengamat untuk perilaku
imitatifnya.
3. PROSES INTERNAL PEMELAJAR
Proses kognitif
berperan penting dalam belajar. kemampuan pemelajar untuk mengodekan dan
menyimpan pangalaman ke dalam bentuk simbolik dan untuk merepresentasikan
konsekuensi masa depan dalam pikiran merupakan hal yang penting untuk perolehan
dan perubahan perilaku manusia. Empat komponen proses bertanggung jawab
atas belajar dan kinerja, yaitu: atensi, retensi, produksi motorik, dan proses
motivasi.
4. PERAN KETANGGUHAN DIRI
Keyakinan akan
ketangguhan diri adalah keyakinan pada kemampuan diri seseorang untuk
mengorganisasikan dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan
capaian tertentu (Bandura, 1997). keyakinan akan ketanggukan diri melibatkan
penilaian diri dan bukan sebuah tindakan yang tetap. Empat macam pengaruh yang
memberi kontribusi pada keyakinan ketangguhan adalah pengalaman penguasaan,
pengalaman pengganti, persuasi sosial, dan keadaan emosional dan fisiologis.
Keyakinan ketangguhan mempengaruhi fungsi manusia secara tidak langsung melalui
pengaruhnya pada proses kognitif, afektif, motivasi, dan seleksi. Orang dengan
ketangguhan diri tinggi akan mengonstruksikan sesuatu yang sukses, menentukan
tujuan yang menantang, tetap gigih di tengah kesulitan, dan mengontrol pikiran
yang menggangu.
Gredler, Margaret.E., 2011., Learning and instruction, teori dan aplikasi. Jakarta: Kencana
0 komentar:
Posting Komentar