Analisis Fenomena Kurikulum 2013 Ditinjau Berdasarkan Teori Martin E.P.Seligman

Selasa, 30 Desember 2014

Analisis Fenomena Kurikulum 2013 Berdasarkan Teori Positive Psychology
(Martin E.P. Seligman)

A. Fenomena Kurikulum 2013
Kontroversi tentang kurikulum pendidikan selalu terjadi setiap ada upaya penggantiannya. Kapan pun dan di mana pun. Hal ini sudah lumrah. Perdebatan soal kurikulum juga tak harus dimaknai sebagai hal yang negatif. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas fenomena yang dilihat dilapangan mengenai pro dan kontra pada penerapan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaan di tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun 2015 telah diterapkan di seluruh jenjang pendidikan.
Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
Materi pembelajaran yang dirampingakan dan materi yang ditambah akan berdampak pada tingginya jam belajar yang harus dilakukan oleh siswa membuat kurikulum ini menjadi kurang efektif. Perubahan-perubahan yang sering terjadi dalam kurikulum bangsa ini membuat siswa dan guru sebagai pengajar kebingungan, siswa harus menyesuaikan cara belajar sedangkan guru harus mampu menerapkan metode dan strategi mengajar yang sesuai dengan aturan yang baru. Hal tersebut dapat memicu ketidakefektifan dalam kegiatan belajar mengajar
Permasalahan yang muncul berikutnya adalah mengenai sustansi dari materi dalam kurikum baru. Dalam kurikulum KBK banyak materi yang dipelajari seharusnya dipelajari tidak diberikan dan materi yang semestinya ada tidak di berikan sehingga siswa tidak dapat belajar dengan efektif dan membuang-buang waktu. Banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang tidak siap dalam menerima kurikulum KBK sehingga tidak jarang sekolah yang tetap menerapkan kurikulum 1994 tetapi dengan label KBK. Belum sempurna pelaksanaan kurikulum tersebut tahun 2006 pemerintah membuat kejutan lagi dengan membuat kurikulum baru yang disebut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang diklaim sebagai pengembangan dari kurikulum sebelumnya yang disempurnakan dalam kurikulum ini setiap tingkat satuan pendidikan diberikan kebebasan dalam merancang kurikulumnya sendiri
Namun keluarnya kurikulum ini bukan tanpa hambatan, kurangnya sosialisasi dari pemerintah serta kurangnya pengalaman guru dalam membuat kurikulum mengakibatkan dampak negatif baik bagi siswa maupun guru. Seperti permasalahan sebelumnya dalam kurikulum ini juga terdapat kebingungan yang terjadi materi yang seharusnya ada di semester pertama (pada kurikulum sebelumnya) dipelajari lagi pada semester kedua (pada kurikulum baru) sehingga siswa harus mempelajari mata pelajaran yang sebenarnya sudah mereka ketahui sebelumnya.
Menurut Kepala Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Indonesia, Prof Siswandari, menilai Kurikulum 2013 merupakan instrumen hidup. Kurikulum ini bisa memberikan peradapan menjadi lebih baik sesuai perubahan yang bersifat linier. Menurut Prof Siswandari, Kurikulum sebelumnya (2006) tidak memasukkan sikap untuk dinilai, Kurikulum 2013 ini yang dinilai dari ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sikap itu merupakan mengejewantakan dari mereka (pelajar) saat dibangun karakternya supaya lebih baik Sehingga, konsep dalam Kurikulum 2013 ini seharusnya diteruskan karena perubahan mengarah pada perbaikan, bukan sebaliknya. Konsep yang baik ini harus diteruskan.
Dia mengakui masih ada kendala teknis dalam implementasi di lapangan, seperti belum mampu para guru mengajar dengan Kurikulum 2013. Kalau guru-gurunya yang belum bisa mengajar (Kurikulum 2013), maka guru yang harus belajar. Dia menganalogikan, Kurikulum 2013 ibarat smartphone yang canggih. Dengan menggunakan peralatan itu, mestinya sang pengguna yang harus belajar mengoperasikan, bukan peralatan canggih yang disingkirkan.
Melihat adanya kontroversi tentang kurikulum tersebut maka Kurikulum 2013 atau biasa diringkas K-13 diputuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan untuk dihentikan pemberlakukannya kecuali untuk 6.221 sekolah, dari total 205.341 sekolah dasar hingga SMA/SMK. Selebihnya, yakni sekira 200.000 sekolah kembali menggunakan Kurikulum 2006. Keputusan Menteri itu merupakan jalan tengah atas kontroversi penerapan K-13.

B. Pembahasan berdasarkan Teori
Jika dilihat dari teori positive psychology Seligman. Positive Psychology adalah studi tentang emosi-emosi positif untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Memfokuskan pada pemahaman dan penjelasan tentang kebahagiaan dan subjective well-being. Secara  operasional psikologi positif didefinsikan dalam tiga ranah, yaitu kepuasan hidup dan kesejahteraan hidup (menggambarkan positif di masa lampau), mengalir (flow) dan bahagia (kondisi positif masa sekarang), harapan dan optimisme (positif di masa depan)
Ada tiga dimensi psikologi positif yang berfokus pada pengalaman manusia (Seligman & Csikszentmihalyi, 2000) (W, 2005) yang membantu untuk menentukan ruang lingkup dan orientasi positif perspektif psikologi. yaitu :
1.  Pada tingkat subjektif. Psikologi positif melihat pernyataan subyektif positif atau emosi positif seperti kebahagiaan, kepuasan, sukacita dengan kehidupan, relaksasi, keintiman cinta,, dan kepuasan. Positif subjektif juga dapat mencakup pikiran konstruktif tentang diri dan masa depan, seperti optimisme dan harapan. Positif subjektif juga dapat mencakup perasaan energi, vitalitas, dan keyakinan, atau efek positif emosi seperti tawa.
2.  Pada tingkat individu. Psikologi positif berfokus pada cir-ciri individu positif, atau yang lebih lama dan persisten pola perilaku yang terlihat pada orang setiap waktu. Penelitian ini mungkin termasuk sifat-sifat individu seperti keberanian, ketekunan, kejujuran, atau kebijaksanaan. Artinya, psikologi positif termasuk studi tentang perilaku positif dan sifat-sifat yang secara historis telah digunakan untuk mendefinisikan "kekuatan karakter" atau kebajikan. Hal ini juga dapat mencakup kemampuan untuk mengembangkan estetika sensibilitas atau tekan menjadi kreatif potensi dan dorongan untuk mengejar keunggulan.
3.   Pada tingkat kelompok atau masyarakat. Psikologi positif berfokus pada pengembangan, pembuatan, dan pemeliharaan lembaga positif. Dalam psikologi, area positif dialamatkan pada isu-isu seperti pembangunan dari nilai-nilai sipil, penciptaan keluarga sehat, studi lingkungan kerja yang sehat, dan masyarakat yang positif. Psikologi positif juga terlibat dalam investigasi yang melihat bagaimana lembaga-lembaga dapat bekerja lebih baik untuk mendukung dan memelihara semua warga negara mereka mempengaruhi.
Berdasarkan fenomena kurikulum 2013 dikaitkan dengan teori positive psychology menurut seligman bahwa K-13 ini baik untuk diberlakukan selama tujuannya baik dan apabila program dapat disesuaikan dengan kemampuan guru dan siswa sehingga K-13 dapat memudahkan semua pihak. Positive psychology bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia begitu pula dengan kurikulum baru yaitu K-13 dapat meningkatkan kualitas hidup manusia melalui pendidikan yang lebih baik melalui kurikulum terbaru. K-13 diharapkan dapat menigkatkan kualitas hidup manusia melalui pendidikan yang bermutu, meningkatkan kualitas pendidik dan anak didik, dan meningkatkan kualitas kehidupan pada masyarakat khusunya pada masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Seligman, M.E.P. (2002). Authentic Happiness: Using the New Positive Psychology to Realize Your Potential for Lasting Fulfillment. New York: Free Pres.
Seligman, M.E.P., Csikszentmihalyi, M. (2000). Positive Psychology, an Introduction. American Psychologist, 5, 5-14..

Testimoni Perkuliahan Andragogi

Senin, 23 Juni 2014

Perkuliahan yang sudah berlangsung selama satu semester memberikan banyak pembelajaran dan pengalaman terkhusus untuk saya secara pribadi. Pada proses pembelajarannya begitu banyak yang saya dapatkan yaitu mempelajari pendidikan untuk orang dewasa, mempelajari beberapa macam pendidikan orang dewasa dan mengaplikasikan secara langsung metode pendidikan orang dewasa. Berbagai dinamika yang dialami pada mata kuliah ini, kuliah dengan metode diskusi layaknya orang dewasa, melaksanakan kegiatan andragogi di dalam kelas maupun diluar kelas, dan dinamika yang tidak diinginkan yaitu peserta mata kuliah andragogi tidak mematuhi peraturan sesuai dengan kontrak perkuliahan yaitu tidak membaca sebelum kuliah. Saya pribadi merasa bersalah karena tidak mengikuti peraturan tersebut dan tidak bertanggung jawab layaknya sebagai tanggung jawab seorang mahasiswa namun dengan pengalaman ini saya berusaha untuk berubah lebih baik lagi. Secara umum, mata kuliah Andragogi ini sangat menarik. mata kuliah ini membantu saya untuk menjadi seorang mahasiswa yang bertanggungjawab dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan, mempunyai inisiatif yang tinggi layaknya orang dewasa dalam setiap pengerjaan tugas yang diberikan untuk mencapai hasil yang terbaik, dan mengaplikasikan metode pendidikan orang dewasa saat dilapangan. 
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah andragogi yang bersedia untuk memberikan pengajaran selama proses pembelajaran mata kuliah andragogi. Saya menyadari begitu banyak kekurangan yang saya perbuat selama mata kuliah ini, semoga dengan pembelajaran yang sudah saya dapatkan memberikan pembelajaran agar saya menjadi pribadi yang lebih dewasa.

Review Hasil Performa Kegiatan Karyawisata

Pada hari Kamis, 05 Juni 2014,  Jam 11.00 - 13.00 Wib, Kegiatan karyawisata yang dilakukan kelompok bertempat di  Home Industry Rea-Choc Medan yang berlokasi di Jln. Dr.Mansyur No. 9B. Kegiatan karyawisata yang kelompok lakukan bertujuan untuk:
Memperkenalkan kepada peserta mata kuliah Andragogi tentang usaha home industry Rea-Choc Medan
- Memperkenalkan kepada peserta mata kuliah Andragogi dengan melihat produk yang dihasilkan oleh home industry Rea-Choc Medan
- Mengajak peserta mata kuliah Andragogi untuk ikut membuat langsung cokelat di home industry Rea-Choc Medan

Kegiatan kayawisata yang kelompok lakukan sudah sesuai dengan ketiga tujuan yang telah dipaparkan diatas. Pada saat dilapangan, kegiatan karyawisata yang kelompok lakukan tidak bisa dikatakan berjalan dengan sempurna karena masih banyak kekurangan dari persiapan yang kelompok lakukan. Menurut saya, banyak hal yang masih kurang saat kelompok memandu peserta karyawisata dari awal hingga akhir kegiatan dikarenakan keterbatasan situasi dan kondisi saat berada dilapangan.

Performa kegiatan karyawisata awalnya ada yang berkumpul di kampus untuk pergi bersama ke tempat tujuan karyawisata namun ada juga yang langsung ke tempat tujuan karyawisata. Saat pertama memasuki ruangan kelompok membagikan buku panduan mini kepada peserta karyawisata, buku  ini berisikan tentang sejarah singkat dari berdirinya home industry Rea-Choc  Medan , produksi-produksi cokelat yang dihasilkan dan cara pengolahan cokelat. Selanjutnya, salah seorang anggota kelompok kami yang merupakan salah satu pemiliki dari home industry Rea-Choc Medan memberikan penjelasan tentang sejarah berdirinya home industry Rea-Choc Medan,  Ia menjelaskan sudah berapa lama Ia berkecimpung di dunia bisnis, jenis-jenis cokelat yang dihasilkan serta memberikan beberapa katalog buku yang berikan tentang home industry Rea-Choc Medan yang telah berhasil dirintis dan sudah mulai terkenal di kalangan masyarakat. Kemudian dilanjutkan dengan membuat secara langsung kotak packing cokelat dan cokelat. Para peserta memiliki kesempatan untuk membuat dua bar cokelat sesuai dengan seleranya masing-masing menggunakan toping yang disediakan (keju, kopi, dan berbagai rasa selai buah). Para peserta secara bergantian memasuki ruang produksi cokelatnya, dan saat satu kelompok sedang membuat cokelat para peserta lainnya menunggu sambil membuat packing cokelat yang nantinya akan digunakan untuk cokelat hasil buatan tangan para peserta. Saat proses pembuatan cokelat ada beberapa peserta yang berhasil membuatnya dan cokelat yang dihasilnya juga cukup bagus, namun ada juga beberapa peserta yang kurang bagus karena cokelatnya tidak terbentuk dengan sempura. Cokelat para peserta yang kurang bagus tersebut dikarenakan terlalu banyak toping yang digunakan, sehingga cokelatnya tidak membeku dengan sempurna.

Secara keseluruhan, kegiatan karyawisata yang kelompok kami lakukan bisa dikatakan berhasil meskipun dalam prosesnya jauh dari kata sempurna. Kegiatan Karyawisata ini mencapai tujuan yaitu para peserta mengetahui tentang keberadaan dari home industry Rea-Choc Medan, mengetahui produk-produk cokelat apa saja yang dihasilkan, dan peserta juga mendapatkan pengalaman untuk membuat cokelat dengan tangan sendiri. Kelompok kami dapat memberikan arahan yang mudah dimengerti sehigga seluruh peserta karyawisata dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.

Testimoni Perkuliahan Paedagogi

Perkuliahan yang sudah berlangsung selama satu semester memberikan banyak pembelajaran terkhusus untuk saya secara pribadi. Pada proses pembelajarannya begitu banyak yang saya dapatkan yaitu dengan belajar teori di kelas, memahami teori paedagogi, dan mengaplikasikannya dengan tugas yang dilakukan di lapangan yaitu dengan menjadi paedagogi.  Berbagai dinamika yang dialami pada mata kuliah ini,  banyak kesalahan dari peserta mata kuliah yaitu mahasiswa tidak aktif saat di kelas dan mahasiswa tidak mempersiapkan presentasi tugas laporan yang kurang baik. Sehingga proses pembelajaran kurang tercapai seperti yang diharapkan oleh dosen pengampu mata kuliah paedagogi. Menurut saya, dosen pengampu sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengajar peserta didik untuk aktif di kelas namun, mahasiswa sendiri memang susah untuk berubah dan kurang menyadari tanggung jawab mereka sebagai mahasiswa sebagai pembelajar yang aktif.


Secara umum, mata kuliah Paedagogi ini sudah membantu saya untuk menjadi seorang mahasiswa yang bertanggungjawab dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan, mempunyai inisiatif yang tinggi dalam setiap tugas yang diberikan untuk mencapai hasil yang terbaik, mengaplikasikan teori pedagogi dilapangan untuk menjadi seorang pedagogis yang cerdas. Terima kasih, saya ucapkan  untuk dosen pengampu mata kuliah paedagogi yang sudah sabar dan bersedia untuk memberikan pengajaran selama proses pembelajaran mata kuliah paedagogi ini. Saya menyadari begitu banyak kekurangan yang saya perbuat selama mata kuliah ini, semoga dengan pembelajaran yang sudah saya dapatkan memberikan pembelajaran agar saya menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab.

Review Hasil Presentasi Kelompok 7 Paedagogi

Pada hari Senin tanggal 26 Mei 2014 kelompok saya diberikan kesempatan untuk mempresentasikan  hasil tugas proses pembelajaran yang kami lakukan di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Persatuan USU. Cukup terkejut ketika dosen pengampu memanggil kelompok kami sebagai kelompok pertama untuk presentasi. Sejujurnya kelompok kami kurang persiapan untuk tampil, selain itu juga alat bantu yang kami gunakan saat mengajar juga tidak  kami bawa. Namun, kami tetap mempresentasikan hasil tugas proses pembelajaran dengan semaksimal mungkin saat presentasi serta menerima segala kritik dan saran dari dosen pengampu dan teman-teman peserta mata kuliah Paedagogi.

Berikut adalah kritik yang diberikan oleh dosen pengampu:
- Lay out slide tidak standar
- Presentasi tidak menggambarkan proses pembelajaran yg diberikan
- Kurang dukungan visual
- Ada baiknya dinamika pembelajaran didukung dengan alat peraga atau dokumentasi pembelajaran

Berikut adalah beberapa kritik dari teman-teman peserta kuliah Paedagogi:
- Masih kurang komunikatif dalam penyampaian juga teori pedagogi nya masih kurang terintegrasi dan terjabarkan sehingga hubungan antara teori dan pembelajaran masih blm kelihatan.
- Performa kelompok saat menyampaikan presentasi sudah baik namun, slide show dan penyampaian materi kurang menarik dan sedikit flat. Slide sangat padat tulisan. Presenter terlihat menikmati sendiri dengan bahan yg disampaikan dan kurang berinteraksi dengan audiens. Konten yang disampaikan juga sudah lumayan baik
- Sebenarnya konten yang ingin disampaikan sudah sangat baik, karna kelompok terlihat sangat detail dan penuh persiapan sebelum terjun ke lapangan. Hanya saja proses dan penyusunan laporan yang baik tidak didukung dengan presentasi yang terkesan kurang persiapan. Kelompok menampilkan slide yang kurang menarik untuk dilihat, karena layout slide penuh dengan huruf. Yang terakhir, sepertinya kelompok kurang berkoordinasi sebelum presentasi, terlihat dalam tidak meratanya waktu yang digunakan setiap anggota kelompok dalam mempresentasikan laporan.

Berdasarkan kritik yang diberikan oleh dosen pengampu dan juga teman-teman, secara keseluruhan bisa dikatakan bahwa presentasi yang kelompok kami lakukan kurang baik dan  tidak sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan sesuai dengan laporan yang sudah kami buat. Presentasi yang sudah kami tampilakan tersebut diberikan penilaian langsung oleh dosen pengampu mata kuliah Paedagogi dengan  nilai 70 kepada kelompok kami. Menurut kami, nilai yang diberikan oleh dosen pengampu sudah sesuai dengan usaha serta cara kelompok kami saat mempresentsikan hasil proses pembelajaran saat di depan kelas.

Tugas Individu Pedagogi

Jumat, 11 April 2014

WAWANCARA GURU

TUGAS AKHIR INDIVIDU
MATA KULIAH PEDAGOGI

Oleh :

ANGGITA WINDY

101301103


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014


BAB I
PENDAHULUAN

Mengajar merupakan segala bentuk upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks dimana mengajar juga merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan media tertentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari dimana pun dan kapan pun, baik individual, dapat dilakukan pula pada sekelompok siswa, maupun dilembagakan.
Proses belajar mengajar akan berjalan baik jika peserta didik bisa melihat hasil yang positif untuk dirinya dan memperoleh kemajuan-kemajuan jika ia menguasai dan menyelesaikan proses belajarnya. Berhasil atau tidaknya proses belajar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri seperti bakat, minat, kecerdasan, cara belajar, kematangan, dan sebagainnya. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu seperti faktor lingkungan alam, lingkungan sosial, dan faktor instrumental yang meliputi bahan pelajaran, sarana dan fasilitas, guru dan sebagainya.
Guru adalah salah satu faktor yang mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksankannya. Oleh sebab itu, guru harus membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan bertanggung jawab untuk memperbaiki kualitas pengajarannya. Guru juga berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku manager dan fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif.
Berdasarkan paparan diatas, penulis ingin mengetahui bagaimana pandangan guru tetang pendidikan, motivasinya dalam mengajar, pandangannya terhadap peserta didik, filosopinya dalam mengajar dan untuk mengetahui pendekatan guru tersebut dalam mengajar.


BAB II
HASIL WAWANCARA

A.    Identitas Guru

Nama/ Inisial Guru      : Rina Rahayu, S.Pd
Alamat                        : Jln. Setia Budi. Medan
Pengajar                      : Guru TK ( 12 Tahun mengajar)
Status                          : Sudah Sertifikasi

B.     Hasil Wawancara

·     Menurut pandangan saya pendidikan jaman sekarang ini, pada kurikulum 2013 sepertinya belum tepat sasaran untuk masyarakat Indonesia, karena masyarakat inidonesia belum siap menerima atau pendekatan yang berpacu pada anak, karena kalau kurikulum 2013 ini di harapkan anak yang belajar untuk aktif, sedangkan guru hanya membimbing dan memberi arahan pada siswa. Menurut saya, pendidikan jaman dulu yang masih menggunakan kurikulum CBSA, pembelajarannya lebih terarah dan cara belajar di suruh aktif juga. Bedanya pendidikan dulu dengan sekarang yaitu jaman era globalisasi sekarang serba mudah di dapat melalui internet dan banyak lagi media yang dapat mempermudah peserta didik.
·        Motivasi saya menjadi seorang guru adalah untuk mencerdaskan anak bangsa. Motivasi yang mendasari saya menjadi seorang guru itu karena melihat lingkungan sekitar, banyak orang tua yang suka memaksakan anaknya, harus ini, harus itu. Seharusnya anak itu tidak boleh dipaksa, berdasarkan perkembangan atau usia anak sudah matang atau tidak untuk belajar karena setiap anak itu berbeda-beda, ada yang sudah bisa belajar dan ada yang belum bisa. Apalagi kalau di TK, anak-anak itu butuh ekstra perhatian, ekstra pembelajaran, namun anak TK dijaman sekarang sudah aktif seperti bertanya dan berargumentasi. Mungkin hal ini karena faktor perkembangan yang sudah semakin maju juga. Hal inilah yang mendasari saya untuk menjadi seorang guru.
·    Pandangan saya sebagai guru melihat peserta didik jaman sekarang itu bagus, namun saya melihat ada dampak positif dan negatif. Dilihat dari sisi positifnya sangat bagus untuk perkembangan anak dan kemajuan anak sedangkan pada sisi negatifnya apabila anak menyalahi apa yang seharusnya. Menurut pandangan saya melihat peserta didik jaman sekarang ini perlu adanya bimbingan baik dari guru ataupun keluarga agar media pembelajaran yang digunakan tidak disalah gunakan oleh peserta didik. Kalau lingkungan ikut serta dalam mengarahkan dan membimbing anak agar tidak menyalahgunakan media online seperti internet pasti akan lebih banyak dampak positifnya.
·    Filosofi saya dalam mengajar “Tersenyumlah selagi bisa tersenyum”, karena anak-anak sekarang ini susah untuk tersenyum.
·       Pendekatan dalam mengajar yang saya biasa lakukan yaitu face to face, berkelompok dan klasikal (umum). Kita lihat dulu bagaimana kondisi kelas, bagaimana kondisi peserta didik. Apabila terlihat peserta didik ada yang malas, murung, dan tidak bersemangat mengerjakan apa yang diarahkan. Saya biasanya melakukan pendekatan dengan face to face, berhadap-hadapan dengan anak tersebut dengan bertanya dengan kata-kata yang mudah dimengerti anak tersebut. Cara ini saya gunakan untuk mengetahui bagaimana kondisi anak tersebut, jika ada masalah apa yang menjadi masalah pada dirinya sehingga ia menjadi malas belajar. Cara ini juga dapat membantu anak untuk terbuka mengutarakan isi hatinya. Saat mengajar saya sebagai seorang pengajar harus memberikan motivasi dan perhatian pada seluruh peserta didik agar mereka tetap semangat dalam memulai pelajaran.


BAB III
PEMBAHASAN

Di zaman globalisasi yang sedang berkembang sekarang ini, terlihat pada pendidikan masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan juga memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu negara. Oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing perlu diimbangi dengan pendidikan yang harus disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, yang dapat menjawab berbagai permasalahan baik lokal maupun global, serta menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah masih rendahnya kualitas pendidikan. Mutu pendidikan tidak terlepas dari pembelajaran. Dalam pembelajaran guru harus mampu menjalankan tugas dan perannya karena hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan siswa. Berdasarkan hasil wawancara pada guru, bahwa pandangan guru tentang pendidikan jaman sekarang dengan kurikulum pendidikan tahun 2013 yang baru masih belum tepat sasaran diberikan kepada masyarakat Indonesia karena masyarakat Indonesia belum siap menggunakan pendekatan yang berpusat pada anak sedangkan guru hanya menjadi fasilisator. Dalam hal ini terlihat bahwa pendidikan yang berpusat pada siswa (student centered) masih belum tepat diberikan pada siswa di Indonesia. Seharusnya anak diarahkan untuk aktif dan mandiri tetapi tetap dalam pengawasan dan bimbingan guru agar lebih efektif.
Proses belajar mengajar dengan hubungan dua arah sangat penting dilakukan antara guru dan siswa sebagai pemberi dan penerima bantuan dan bimbingan dalam suatu proses belajar mengajar. Siswa sebagai penerima dan mengikuti disiplin yang ditentukan oleh guru untuk mengembangkan kematangan dan kemandiriannya. Sedangkan guru berperan dalam mendorong dan membangkitkan gairah baru siswa untuk membangun jembatan antara apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan, serta bagimana mereka mampu menjadi pembelajar yang aktif.
Semua guru harus baik dimata siswanya bahwa ketika berbicara tentang kualitas mengajar seorang guru khususnya berkaitan masalah-masalah teknik, konten, dan presentasi. Namun berkomunikasi dengan siswa juga penting agar siswa tidak bosan saat belajar. Guru yang baik bercirikan seperti: memiliki kesadaran akan tujuan, memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa, mentoleransi ambiguitas, menunjukkan kemauan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa, merasa tidak nyaman jika kurang mengetahui, mencerminkan komitment pada pekerjaan mereka, belajar dari berbagai model, menikmati pekerjaan dan siswa mereka.
Berdasarkan hasil wawancara, guru tersebut termotivasi untuk mencerdaskan anak bangsa yang didasari dari lingkungan bahwa mengajar anak harus penuh dengan kesabaran dan tidak ada paksaan. Guru yang seperti ini memiliki kualitas yang baik, Ia mempunyai kualitas patience sabar membantu siswa dalam belajar, true compassion for their students memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya, understanding memahami situasi dan kondisi kelas maupun siswa, dedication to excellence menginginkan capaian yang terbaik dari siswa-siwanya dan diri mereka sendiri, unwavering support atau teguh dalam memberikan dukungan pada siswa, dan willingness to help student achieve atau kesediaan membantu siswa mencapai prestasi.
Guru yang baik akan bertanggung jawab untuk mempromosikan pentingnya belajar bagi siswa. Tentu guru sendiri harus menjadi pembelajar sejati agar dapat mengikuti percepatan, termasuk kemajuan di bidang pedagogi sendiri. Siswa belajar paling efektif ketika mereka memahami apa yang mereka pelajari, mengapa mereka belajar materi itu, dan bagaimana mereka akan dapat menggunakan pembelajaran baru mereka dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil wawancara pada guru tentang pandangannya terhadap peserta didik adalah bagus karena semakin majunya perkembagan teknologi yang mempermudah siswa dalam mencari informasi/wawasan yang lebih luas. Namun, dengan majunya perkembangan teknologi tentu diperlukan adanya pengawasan dari guru sendiri, keluarga maupun lingkungan agar terhindar dari hal-hal yang berdampak negatif pada siswa.
Guru akan menjadi lebih efektif bila dia secara sadar memilih untuk menggunakan strategi mengajar, memperluas, perbendaharaan strategi, dan ahli dalam menggunakan strategi itu. ada lima strategi mengajar yaitu : Pelatihan dan pelatihan lanjut, ceramah dan menjelaskan, mencari dan menemukan, kelompok dan tim, pengalaman dan refleksi.  Kelima strategi ini menyediakan kerangka kerja konseptual yang berguna untuk mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Kelimanya dapat digunakan dengan materi pelajaran dalam pengaturan apapun di setiap kelompok, usia siswa, bahkan juga untuk siswa perguruan tinggi.
Berdasarkan hasil wawancara pada guru, pendekatan dalam mengajar yang biasa dilakukannya yaitu dengan pendekatan face to face, berkelompok, dan klasikal. Pendekatan yang digunakan setiap harinya akan berbeda-beda tergantung situasi dan kondisi peserta didik saat berada di dalam kelas. Guru yang saya wawancarai ini termasuk guru yang baik dan efektif dalam mengajar karena guru tersebut secara sadar mengerti dan memahami kebutuhan peserta didik. Misalnya, ketika melihat peserta didik tidak bersemangat dalam belajar, guru yang saya wawancarai ini pasti akan mencari solusi dengan cara melakukan pendekatan terlebih dahulu pada anak tersebut kemudian bertanya apa masalahnya dan memberikan motivasi agar anak tersebut mau belajar dan bermain dengan teman-temannya. Pada guru ini terlihat adanya karakter pribadi seperti penyayang, motif yang bagus, dan komitmen. Ketiga karakter ini terlihat dengan menunjukkan diri benar-benar peduli dengan siswa secara pribadi dan profesional, menjadikan siswa selalu pada prioritas nomor satu, dan menunjukkan semangat dan semangat untuk menyampaikan materi secara tuntas.


BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :

1.  Pendidikan yang berpusat pada siswa (student centered) masih belum tepat diberikan pada siswa di Indonesia. Seharusnya anak diarahkan untuk aktif dan mandiri tetapi tetap dalam pengawasan dan bimbingan guru agar lebih efektif.
2.  Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan. Guru profesional hendaknya mampu melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik.
3.     Kemajuan teknologi mempermudah siswa dalam mencari informasi/wawasan yang lebih luas. Namun, dengan majunya perkembangan teknologi tentu diperlukan adanya pengawasan dari guru, keluarga maupun lingkungan sekitar agar terhindar dari hal-hal yang berdampak negatif pada siswa.
4.   Standar kinerja guru merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan profesional guru untuk meningkatkan mutu pelayanan belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan pula mutu pendidikan.
5.    Sebagai guru yang profesional, ia harus memiliki keahlian khusus yang disebut kompetensi dalam menjalankan tugas-tugas profesionalnya. Keahlian tersebut seperti kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dari beberapa komptensi tersebut ada dalam diri seorang guru. 


BAB V
SARAN

A.    Saran
1.      Guru harus memperhatikan mutu atau kualitas mengajarnya dengan terlebih dahulu mengadakan perencanaan program pengajaran kemudian melakukannya dengan baik dalam bentuk pembelajaran.
2.   Bagi seluruh pengajar seharusnya mengetahui terlebih dahulu bagiamana menjadi pengajar yang baik dan efektif, diharapkan pengajar dapat mengaplikasikan ilmu dan seni mengajar tersebut saat mengajar,sehingga menjadi guru yang dapat mencapai suatu tujuan yang jelas saat mengajar dan dapat dikatakan guru yang berkualitas

B.     Testimoni
Tugas akhir individu ini sangat bermanfaat untuk saya. Saya semakin mengerti dan memahami Pedagogi secara mendalam, karena dalam pengerjaan tugas ini saya harus membaca terlebih dahulu teori-teori yang ada di dalam buku panduan kemudian mengkaitkannya dengan hasil wawancara yang sudah saya lakukan kepada seorang guru. Saya juga merasa senang ketika berkesempatan untuk terjun langsung ke lapangan dengan mewawancarai langsung seorang guru mengenai pendidikan. saya menjadi mengerti bagaimana pandangan seorang guru tentang pendidikan, perasaan seorang guru terhadap peserta didik dan mengetahui bagaimana mengajar peserta didik dengan cara yang baik dan efektif. Saya banyak belajar dari guru yang saya wawancarai, ternyata menjadi seorang guru tidak semudah yang saya bayangkan karena menjadi seorang guru harus mempunyai ketulusan hati untuk mengajar anak-anak, menjadi motivator dan berpengetahuan yang luas. Dengan adanya tugas individu ini, saya semakin bersemangat dalam belajar dan semakin menghargai jeri payah guru yang sudah mengajar saya karena begitu banyak jasa seorang guru bagi saya.


DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta

Tugas Kelompok Andragogi

KONSEP PERFORMA PEMBELAJARAN
METODE KUNJUNGAN LAPANGAN

“COKELAT REA-CHOC MEDAN”

O
L
E
H

KELOMPOK 4





FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014


BAB I
PENDAHULUAN

Kunjungan lapangan merupakan kunjungan terencana yang dilakukan ke suatu tempat di luar kelas. Suatu kunjungan lapangan biasanya berkenaan dengan kegiatan membawa kelompok ke tempat khusus untuk tujuan khusus. Tujuan khusus yang dimaksud bisa untuk mengamati situasi tertentu, mengamati kegiatan tertentu atau praktik membuat sesuatu yang tidak dapat dilakukan di ruang kelas.  Kunjungan lapangan biasanya berjangka waktu pendek, mungkin kurang dari satu jam atau tidak lebih dari dua atau tiga jam.
Ada beberapa keuntungan dari metode kujungan lapangan yang membuat kelompok menggunakannya sebagai metode pembelajaran untuk kelas mata kuliah Andragogi, yaitu:
1.      Memberikan kesempatan mengumpulkan pengalaman dan informasi baru
2.      Dapat mengamati gerakan-gerakan dan benda-benda dalam bentuk tiga dimensi
3.      Prosedur dapat diamatai dan dialami yang nantinya dapat diterapkan para peserta
4.      Memberikan kesempatan kepada peserta untuk belajar sambil bekerja
5.      Dapat menumbuhkan minat dan ketelitian pengamatan para peserta
6.      Memperoleh elemen-elemen konkret dan realistis yang tidak didapatkan di kelas
Selain memiliki beberapa keuntungan, metode kunjungan lapangan juga memiliki beberapa kelemahan (Flores, Bueno, & Lapastora, 1983) yaitu:
1.      Tidak cocok untuk beberapa bidang permasalahan
2.      Mahal (waktu, uang, dan tenaga), jika kunjungannya jauh
3.      Memerlukan banyak persiapan
4.      Melibatkan orang lain
Berdasarkan penjelasan tentang keuntungan dan kelemahan dari kunjung lapangan, kelompok memilih untuk melakukan kunjungan lapangan ke tempat pembuatan cokelat Rea-Choc Medan yang berlokasi di Jln. Dr.Mansyur No. 9B. Memilih Rea-Choc sebagai tujuan melakukan kunjungan lapangan karena saat ini keberadaan usaha cokelat tersebut sudah mulai terkenal di berbagai kalangan masyarakat, baik dari kedinasan bahkan juga para mahasiswa. Selian itu juga, lokasi pabrik pembuatan cokelat Rea-Choc tersebut yang mudah untuk ditempuh serta hemat biaya dan waktu sehingga lebih efektif dan efisien untuk dilakukan pada hari Kamis 22 Mei 2014. Menurut Morgan et al (1976), tujuan kunjungan lapangan yang akan kelompok lakukan termasuk dalam kategori pabrik makanan. 



Rea- Choc adalah Perusahaan yang bergerak di bidang usaha kuliner olahan coklat. Rea-Choc berdiri pada tanggal 01 April 2012, dibangun atas dasar keinginan untuk mandiri dan menjadi wirausaha yang cerdas dan berkembang. Berbagai kreasi, ide dan inovasi terus digali guna mencapai tujuan / visi yang jelas.
            Penamaan Rea-Choc didasari atas dua hal, yaitu singkatan dari nama itu dan makna yang terkandung di dalamnya. Rea-Choc merupakan singkatan dari kreasi coklat (cREAtion of CHOColate). Penyebutan Rea-Choc dalam  bahasa lokal bermakna sesuatu hal yang selalu membuat keadaan ramai, hal ini bermakna bahwa perusahaan ini pada nantinya akan selalu menjadi perhatian dan favorit para konsumen. Saat ini Rea-choc telah memiliki pasar yaitu pasar oleh – oleh khas Medan yang di pasarkan di toko oleh – oleh dengan menyungsung kemasan cinta budaya Lokal yang terdapat dalam kemasan coklat Rea-Choc.
Rea-Choc menerapkan konsep kemasan yang melambangkan kebudayaan Sumatera Utara  yang harus dipertahankan. Dengan memadukan keduanya, tentu akan menambah daya tarik untuk produk kami. Selain itu, coklat yang digunakan memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada yang ada di pasaran.
·        Jenis produk yang dihasilkan  : Coklat Olahan
·        Karakteristik Produk               : Kemasan “Cinta Budaya Lokal”
·        Bahan Tambahan                    : Selai Markisa, Keju, selai buah aneka rasa, kacang mete, jelly, kopi, dll
·        Keunggulan produk yang dimiliki
1.      Rasa lezat dengan mengurangi penggunaan zat tambahan
2.      Kemasan dengan tema “ Cinta Budaya Lokal”
3.      Bentuk kreasi terbaru dan selalu diperbarui
4.      Bahan baku bermutu


BAB II
RANCANGAN KUNJUNGAN LAPANGAN

Keberhasilan kunjungan lapangan tergantung pada seberapa baiknya perencanaan yang dibuat. Komponen perencanaan yang dibuat oleh kelompok dalam metode kunjungan lapangan ke pabrik cokelat Rea-Choc Medan adalah:

1.      Tujuan/Maksud
·      Memperkenalkan kepada peserta mata kuliah Andragogi tentang usaha home industry Rea-Choc Medan
·  Memperkenalkan kepada peserta mata kuliah Andragogi dengan melihat produk yang dihasilkan oleh home industry Rea-Choc Medan
·   Mengajak peserta mata kuliah Andragogi untuk ikut membuat langsung cokelat di home industry Rea-Choc Medan

2.      Pemilihan Tempat Tujuan
Kelompok memilih lokasi tujuan ke home industry Rea-Choc Medan yang berlokasi di Jln. Dr.Mansyur No. 9B karena saat ini keberadaan usaha cokelat tersebut sudah mulai terkenal di berbagai kalangan masyarakat, baik dari kedinasan bahkan juga para mahasiswa. Selian itu juga, lokasi pabrik pembuatan cokelat Rea-Choc tersebut yang mudah untuk ditempuh serta hemat biaya dan waktu sehingga lebih efektif dan efisien.

3.      Pengaturan dengan Melibatkan Pihak Organisasi yang akan Dikunjungi
Salah seorang dari anggota kelompok kami merupakan salah satu pemilik yang mendirikan home industry Rea-Choc Medan serta mengelolah langsung proses pembuatan cokelat (produksi) sampai pada tahap proses pemasaran. Sehingga kelompok lebih mudah dalam melakukan kunjungan lapangan dengan adanya keberadaan anggota kelompok kami yang merupakan pihak dari home industry Rea-Choc Medan

4.      Pengaturan Waktu
Kegiatan kunjungan lapangan ke home industry Rea-Choc Medan yang akan dilakukan kelompok bersama dengan peserta mata kuliah Andragogi pada hari Kamis, 22 Mei 2014. Waktu pelaksanaan kunjungan lapangan dimulai pada pukul 11.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Setiap kelompok (yang beranggotakan enam orang) memiliki kesempatan untuk membuat cokelat selama 20 menit.

5.      Transportasi
Berhubung lokasi kunjungan lapangan yang akan dilakukan mudah untuk dijangkau, maka untuk menuju lokasi home industry Rea-Choc Medan kelompok menyediakan kendaraan untuk 11 orang peserta mata kuliah Andragogi. Untuk 8 orang peserta mata kuliah Andragogi lainnya bisa menuju lokasi dengan naik angkutan umum (angkot) atau sepeda motor dan jika waktu memungkinkan kelompok akan mengusahakan untuk menjemput.

6.      Bahan/Perlengkapan
Dalam kegiatan kunjungan lapangan ke home industry Rea-Choc Medan, alat bantu yang digunakan adalah buku panduan mini yang akan dibagikan kepada seluruh peserta. Sementara untuk perlengkapan/bahan pembuatan cokelat yang akan dilakukan oleh peserta mata kuliah Andragogi telah disediakan langsung di lokasi home industry Rea-Choc Medan.

7.      Pembentukan Kepanitiaan
Ketua        : Tika Ramadhani        (101301018)
Sekretaris  : Tota Fierda Ria         (101301092)
Bendahara : Anggita Windy         (101301103)
Anggota    : Anggi Gurning          (091301100)
                   Rocky Sihite             (101301124)
                   Riska Margolang       (121301012)

8.      Kontribusi
Setiap peserta mata kuliah Andragogi yang ikut dalam kegiatan kunjungan lapangan ke home industry Rea-Choc Medan, akan dikenakan biaya kontribusi sebesar Rp 10.000 /orang. Dengan biaya tersebut, setiap peserta telah mendapatkan kesempatan membuat cokelat sendiri dan membawanya pulang.


BAB III
PELAKSANAAN KUNJUNGAN LAPANGAN

            Kunjungan lapangan akan lebih mudah dilaksanakan jika perencanaan telah disusun secara cermat, kemudian dilaksanakan dengan baik. Adapun prosedur yang akan dilakukan oleh kelompok dalam kegiatan kunjungan lapangan adalah:

1.      Pengenalan
Kunjungan lapangan ke home industry Rea-Choc Medan, akan dimulai dengan membagikan buku panduan mini kepada seluruh peserta. Kemudian ketua kelompok akan memberikan sedikit penjelasan tentang latar belakang dan sejarah berdirinya usaha home industry Rea-Choc Medan serta secara singkat menjelaskan cara memproduksi dan memasarkan hasil produksi.

2.      Menjaga Minat Kelompok
Berhubung karena ruangan untuk membuat cokelat tidak bisa menampung seluruh peserta, maka kelompok akan membagi peserta menjadi tiga kelompok (sesuai kelompok Andragogi). Ketika kelompok satu (terdiri atas enam orang) masuk ke ruangan produksi untuk membuat cokelat, kelompok dua dan tiga menunggu di ruang tunggu sambil membuat packing untuk bungkusan cokelat yang nantinya akan mereka buat. Tiga orang dari anggota kelompok kami akan mendampingi kelompok yang berada di ruang tunggu sambil mengajari cara membuat packing bungkusan cokelat. Sementara tiga anggota lainnya akan mendampingi kelompok yang sedang berada di ruangan produksi untuk membuat cokelat.
·         Penanggung Jawab ruang produksi
Ketua        : Tika
Anggota    :
Tota, Tika, Anggita, Anggi, Riska, Rocky (tiga orang saling bergantian)
·         Penanggung Jawab ruang tunggu
Tota, Tika, Anggita, Anggi, Riska, Rocky (tiga orang saling bergantian)

3.      Mempertahankan Partisipasi
Kelompok menyediakan waktu bagi peserta untuk memberikan pertanyaan seputar home industry Rea-Choc Medan.

4.      Pengaturan Untuk Kenyamanan Fisik Peserta
Kelompok menyediakan transportasi untuk memberikan kemudahan bagi para peserta dalam menjangkau lokasi home industry Rea-Choc Medan.  Ruangan untuk menunggu dan untuk produksi di home industry Rea-Choc Medan suasanya cukup nyaman dengan adanya kipas angin di ruangan tunggu dan Air Condicioner (AC) di ruangan produksi.

5.      Mengakhiri Kunjungan Lapangan dan Karyawisata
Sebelum meninggalkan lokasi kunjungan lapangan home industry Rea-Choc Medan, kelompok mewakili peserta mata kuliah Andragogi mengucapkan terimakasih kepada pegawai inkubator dan bagian administrasi. Memberikan kesempatan kepada salah  seorang peserta sebagai perwakilan untuk mengucapkan terima kasih kepada kelompok penyelenggara kegiatan kunjungan lapangan.

6.      Tindak Lanjut dan Evaluasi
Evaluasi akan dilakukan di ruangan kelas pada saat perkuliahan setelah kegiatan kunjungan lapangan ke home industry Rea-Choc Medan selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Suprijanto, H. 2007. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta : Bumi Aksara

Selasa, 30 Desember 2014

Analisis Fenomena Kurikulum 2013 Ditinjau Berdasarkan Teori Martin E.P.Seligman

Analisis Fenomena Kurikulum 2013 Berdasarkan Teori Positive Psychology
(Martin E.P. Seligman)

A. Fenomena Kurikulum 2013
Kontroversi tentang kurikulum pendidikan selalu terjadi setiap ada upaya penggantiannya. Kapan pun dan di mana pun. Hal ini sudah lumrah. Perdebatan soal kurikulum juga tak harus dimaknai sebagai hal yang negatif. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas fenomena yang dilihat dilapangan mengenai pro dan kontra pada penerapan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaan di tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun 2015 telah diterapkan di seluruh jenjang pendidikan.
Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
Materi pembelajaran yang dirampingakan dan materi yang ditambah akan berdampak pada tingginya jam belajar yang harus dilakukan oleh siswa membuat kurikulum ini menjadi kurang efektif. Perubahan-perubahan yang sering terjadi dalam kurikulum bangsa ini membuat siswa dan guru sebagai pengajar kebingungan, siswa harus menyesuaikan cara belajar sedangkan guru harus mampu menerapkan metode dan strategi mengajar yang sesuai dengan aturan yang baru. Hal tersebut dapat memicu ketidakefektifan dalam kegiatan belajar mengajar
Permasalahan yang muncul berikutnya adalah mengenai sustansi dari materi dalam kurikum baru. Dalam kurikulum KBK banyak materi yang dipelajari seharusnya dipelajari tidak diberikan dan materi yang semestinya ada tidak di berikan sehingga siswa tidak dapat belajar dengan efektif dan membuang-buang waktu. Banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang tidak siap dalam menerima kurikulum KBK sehingga tidak jarang sekolah yang tetap menerapkan kurikulum 1994 tetapi dengan label KBK. Belum sempurna pelaksanaan kurikulum tersebut tahun 2006 pemerintah membuat kejutan lagi dengan membuat kurikulum baru yang disebut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang diklaim sebagai pengembangan dari kurikulum sebelumnya yang disempurnakan dalam kurikulum ini setiap tingkat satuan pendidikan diberikan kebebasan dalam merancang kurikulumnya sendiri
Namun keluarnya kurikulum ini bukan tanpa hambatan, kurangnya sosialisasi dari pemerintah serta kurangnya pengalaman guru dalam membuat kurikulum mengakibatkan dampak negatif baik bagi siswa maupun guru. Seperti permasalahan sebelumnya dalam kurikulum ini juga terdapat kebingungan yang terjadi materi yang seharusnya ada di semester pertama (pada kurikulum sebelumnya) dipelajari lagi pada semester kedua (pada kurikulum baru) sehingga siswa harus mempelajari mata pelajaran yang sebenarnya sudah mereka ketahui sebelumnya.
Menurut Kepala Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Indonesia, Prof Siswandari, menilai Kurikulum 2013 merupakan instrumen hidup. Kurikulum ini bisa memberikan peradapan menjadi lebih baik sesuai perubahan yang bersifat linier. Menurut Prof Siswandari, Kurikulum sebelumnya (2006) tidak memasukkan sikap untuk dinilai, Kurikulum 2013 ini yang dinilai dari ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sikap itu merupakan mengejewantakan dari mereka (pelajar) saat dibangun karakternya supaya lebih baik Sehingga, konsep dalam Kurikulum 2013 ini seharusnya diteruskan karena perubahan mengarah pada perbaikan, bukan sebaliknya. Konsep yang baik ini harus diteruskan.
Dia mengakui masih ada kendala teknis dalam implementasi di lapangan, seperti belum mampu para guru mengajar dengan Kurikulum 2013. Kalau guru-gurunya yang belum bisa mengajar (Kurikulum 2013), maka guru yang harus belajar. Dia menganalogikan, Kurikulum 2013 ibarat smartphone yang canggih. Dengan menggunakan peralatan itu, mestinya sang pengguna yang harus belajar mengoperasikan, bukan peralatan canggih yang disingkirkan.
Melihat adanya kontroversi tentang kurikulum tersebut maka Kurikulum 2013 atau biasa diringkas K-13 diputuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan untuk dihentikan pemberlakukannya kecuali untuk 6.221 sekolah, dari total 205.341 sekolah dasar hingga SMA/SMK. Selebihnya, yakni sekira 200.000 sekolah kembali menggunakan Kurikulum 2006. Keputusan Menteri itu merupakan jalan tengah atas kontroversi penerapan K-13.

B. Pembahasan berdasarkan Teori
Jika dilihat dari teori positive psychology Seligman. Positive Psychology adalah studi tentang emosi-emosi positif untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Memfokuskan pada pemahaman dan penjelasan tentang kebahagiaan dan subjective well-being. Secara  operasional psikologi positif didefinsikan dalam tiga ranah, yaitu kepuasan hidup dan kesejahteraan hidup (menggambarkan positif di masa lampau), mengalir (flow) dan bahagia (kondisi positif masa sekarang), harapan dan optimisme (positif di masa depan)
Ada tiga dimensi psikologi positif yang berfokus pada pengalaman manusia (Seligman & Csikszentmihalyi, 2000) (W, 2005) yang membantu untuk menentukan ruang lingkup dan orientasi positif perspektif psikologi. yaitu :
1.  Pada tingkat subjektif. Psikologi positif melihat pernyataan subyektif positif atau emosi positif seperti kebahagiaan, kepuasan, sukacita dengan kehidupan, relaksasi, keintiman cinta,, dan kepuasan. Positif subjektif juga dapat mencakup pikiran konstruktif tentang diri dan masa depan, seperti optimisme dan harapan. Positif subjektif juga dapat mencakup perasaan energi, vitalitas, dan keyakinan, atau efek positif emosi seperti tawa.
2.  Pada tingkat individu. Psikologi positif berfokus pada cir-ciri individu positif, atau yang lebih lama dan persisten pola perilaku yang terlihat pada orang setiap waktu. Penelitian ini mungkin termasuk sifat-sifat individu seperti keberanian, ketekunan, kejujuran, atau kebijaksanaan. Artinya, psikologi positif termasuk studi tentang perilaku positif dan sifat-sifat yang secara historis telah digunakan untuk mendefinisikan "kekuatan karakter" atau kebajikan. Hal ini juga dapat mencakup kemampuan untuk mengembangkan estetika sensibilitas atau tekan menjadi kreatif potensi dan dorongan untuk mengejar keunggulan.
3.   Pada tingkat kelompok atau masyarakat. Psikologi positif berfokus pada pengembangan, pembuatan, dan pemeliharaan lembaga positif. Dalam psikologi, area positif dialamatkan pada isu-isu seperti pembangunan dari nilai-nilai sipil, penciptaan keluarga sehat, studi lingkungan kerja yang sehat, dan masyarakat yang positif. Psikologi positif juga terlibat dalam investigasi yang melihat bagaimana lembaga-lembaga dapat bekerja lebih baik untuk mendukung dan memelihara semua warga negara mereka mempengaruhi.
Berdasarkan fenomena kurikulum 2013 dikaitkan dengan teori positive psychology menurut seligman bahwa K-13 ini baik untuk diberlakukan selama tujuannya baik dan apabila program dapat disesuaikan dengan kemampuan guru dan siswa sehingga K-13 dapat memudahkan semua pihak. Positive psychology bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia begitu pula dengan kurikulum baru yaitu K-13 dapat meningkatkan kualitas hidup manusia melalui pendidikan yang lebih baik melalui kurikulum terbaru. K-13 diharapkan dapat menigkatkan kualitas hidup manusia melalui pendidikan yang bermutu, meningkatkan kualitas pendidik dan anak didik, dan meningkatkan kualitas kehidupan pada masyarakat khusunya pada masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Seligman, M.E.P. (2002). Authentic Happiness: Using the New Positive Psychology to Realize Your Potential for Lasting Fulfillment. New York: Free Pres.
Seligman, M.E.P., Csikszentmihalyi, M. (2000). Positive Psychology, an Introduction. American Psychologist, 5, 5-14..

Senin, 23 Juni 2014

Testimoni Perkuliahan Andragogi

Perkuliahan yang sudah berlangsung selama satu semester memberikan banyak pembelajaran dan pengalaman terkhusus untuk saya secara pribadi. Pada proses pembelajarannya begitu banyak yang saya dapatkan yaitu mempelajari pendidikan untuk orang dewasa, mempelajari beberapa macam pendidikan orang dewasa dan mengaplikasikan secara langsung metode pendidikan orang dewasa. Berbagai dinamika yang dialami pada mata kuliah ini, kuliah dengan metode diskusi layaknya orang dewasa, melaksanakan kegiatan andragogi di dalam kelas maupun diluar kelas, dan dinamika yang tidak diinginkan yaitu peserta mata kuliah andragogi tidak mematuhi peraturan sesuai dengan kontrak perkuliahan yaitu tidak membaca sebelum kuliah. Saya pribadi merasa bersalah karena tidak mengikuti peraturan tersebut dan tidak bertanggung jawab layaknya sebagai tanggung jawab seorang mahasiswa namun dengan pengalaman ini saya berusaha untuk berubah lebih baik lagi. Secara umum, mata kuliah Andragogi ini sangat menarik. mata kuliah ini membantu saya untuk menjadi seorang mahasiswa yang bertanggungjawab dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan, mempunyai inisiatif yang tinggi layaknya orang dewasa dalam setiap pengerjaan tugas yang diberikan untuk mencapai hasil yang terbaik, dan mengaplikasikan metode pendidikan orang dewasa saat dilapangan. 
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah andragogi yang bersedia untuk memberikan pengajaran selama proses pembelajaran mata kuliah andragogi. Saya menyadari begitu banyak kekurangan yang saya perbuat selama mata kuliah ini, semoga dengan pembelajaran yang sudah saya dapatkan memberikan pembelajaran agar saya menjadi pribadi yang lebih dewasa.

Review Hasil Performa Kegiatan Karyawisata

Pada hari Kamis, 05 Juni 2014,  Jam 11.00 - 13.00 Wib, Kegiatan karyawisata yang dilakukan kelompok bertempat di  Home Industry Rea-Choc Medan yang berlokasi di Jln. Dr.Mansyur No. 9B. Kegiatan karyawisata yang kelompok lakukan bertujuan untuk:
Memperkenalkan kepada peserta mata kuliah Andragogi tentang usaha home industry Rea-Choc Medan
- Memperkenalkan kepada peserta mata kuliah Andragogi dengan melihat produk yang dihasilkan oleh home industry Rea-Choc Medan
- Mengajak peserta mata kuliah Andragogi untuk ikut membuat langsung cokelat di home industry Rea-Choc Medan

Kegiatan kayawisata yang kelompok lakukan sudah sesuai dengan ketiga tujuan yang telah dipaparkan diatas. Pada saat dilapangan, kegiatan karyawisata yang kelompok lakukan tidak bisa dikatakan berjalan dengan sempurna karena masih banyak kekurangan dari persiapan yang kelompok lakukan. Menurut saya, banyak hal yang masih kurang saat kelompok memandu peserta karyawisata dari awal hingga akhir kegiatan dikarenakan keterbatasan situasi dan kondisi saat berada dilapangan.

Performa kegiatan karyawisata awalnya ada yang berkumpul di kampus untuk pergi bersama ke tempat tujuan karyawisata namun ada juga yang langsung ke tempat tujuan karyawisata. Saat pertama memasuki ruangan kelompok membagikan buku panduan mini kepada peserta karyawisata, buku  ini berisikan tentang sejarah singkat dari berdirinya home industry Rea-Choc  Medan , produksi-produksi cokelat yang dihasilkan dan cara pengolahan cokelat. Selanjutnya, salah seorang anggota kelompok kami yang merupakan salah satu pemiliki dari home industry Rea-Choc Medan memberikan penjelasan tentang sejarah berdirinya home industry Rea-Choc Medan,  Ia menjelaskan sudah berapa lama Ia berkecimpung di dunia bisnis, jenis-jenis cokelat yang dihasilkan serta memberikan beberapa katalog buku yang berikan tentang home industry Rea-Choc Medan yang telah berhasil dirintis dan sudah mulai terkenal di kalangan masyarakat. Kemudian dilanjutkan dengan membuat secara langsung kotak packing cokelat dan cokelat. Para peserta memiliki kesempatan untuk membuat dua bar cokelat sesuai dengan seleranya masing-masing menggunakan toping yang disediakan (keju, kopi, dan berbagai rasa selai buah). Para peserta secara bergantian memasuki ruang produksi cokelatnya, dan saat satu kelompok sedang membuat cokelat para peserta lainnya menunggu sambil membuat packing cokelat yang nantinya akan digunakan untuk cokelat hasil buatan tangan para peserta. Saat proses pembuatan cokelat ada beberapa peserta yang berhasil membuatnya dan cokelat yang dihasilnya juga cukup bagus, namun ada juga beberapa peserta yang kurang bagus karena cokelatnya tidak terbentuk dengan sempura. Cokelat para peserta yang kurang bagus tersebut dikarenakan terlalu banyak toping yang digunakan, sehingga cokelatnya tidak membeku dengan sempurna.

Secara keseluruhan, kegiatan karyawisata yang kelompok kami lakukan bisa dikatakan berhasil meskipun dalam prosesnya jauh dari kata sempurna. Kegiatan Karyawisata ini mencapai tujuan yaitu para peserta mengetahui tentang keberadaan dari home industry Rea-Choc Medan, mengetahui produk-produk cokelat apa saja yang dihasilkan, dan peserta juga mendapatkan pengalaman untuk membuat cokelat dengan tangan sendiri. Kelompok kami dapat memberikan arahan yang mudah dimengerti sehigga seluruh peserta karyawisata dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.

Testimoni Perkuliahan Paedagogi

Perkuliahan yang sudah berlangsung selama satu semester memberikan banyak pembelajaran terkhusus untuk saya secara pribadi. Pada proses pembelajarannya begitu banyak yang saya dapatkan yaitu dengan belajar teori di kelas, memahami teori paedagogi, dan mengaplikasikannya dengan tugas yang dilakukan di lapangan yaitu dengan menjadi paedagogi.  Berbagai dinamika yang dialami pada mata kuliah ini,  banyak kesalahan dari peserta mata kuliah yaitu mahasiswa tidak aktif saat di kelas dan mahasiswa tidak mempersiapkan presentasi tugas laporan yang kurang baik. Sehingga proses pembelajaran kurang tercapai seperti yang diharapkan oleh dosen pengampu mata kuliah paedagogi. Menurut saya, dosen pengampu sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengajar peserta didik untuk aktif di kelas namun, mahasiswa sendiri memang susah untuk berubah dan kurang menyadari tanggung jawab mereka sebagai mahasiswa sebagai pembelajar yang aktif.


Secara umum, mata kuliah Paedagogi ini sudah membantu saya untuk menjadi seorang mahasiswa yang bertanggungjawab dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan, mempunyai inisiatif yang tinggi dalam setiap tugas yang diberikan untuk mencapai hasil yang terbaik, mengaplikasikan teori pedagogi dilapangan untuk menjadi seorang pedagogis yang cerdas. Terima kasih, saya ucapkan  untuk dosen pengampu mata kuliah paedagogi yang sudah sabar dan bersedia untuk memberikan pengajaran selama proses pembelajaran mata kuliah paedagogi ini. Saya menyadari begitu banyak kekurangan yang saya perbuat selama mata kuliah ini, semoga dengan pembelajaran yang sudah saya dapatkan memberikan pembelajaran agar saya menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab.

Review Hasil Presentasi Kelompok 7 Paedagogi

Pada hari Senin tanggal 26 Mei 2014 kelompok saya diberikan kesempatan untuk mempresentasikan  hasil tugas proses pembelajaran yang kami lakukan di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Persatuan USU. Cukup terkejut ketika dosen pengampu memanggil kelompok kami sebagai kelompok pertama untuk presentasi. Sejujurnya kelompok kami kurang persiapan untuk tampil, selain itu juga alat bantu yang kami gunakan saat mengajar juga tidak  kami bawa. Namun, kami tetap mempresentasikan hasil tugas proses pembelajaran dengan semaksimal mungkin saat presentasi serta menerima segala kritik dan saran dari dosen pengampu dan teman-teman peserta mata kuliah Paedagogi.

Berikut adalah kritik yang diberikan oleh dosen pengampu:
- Lay out slide tidak standar
- Presentasi tidak menggambarkan proses pembelajaran yg diberikan
- Kurang dukungan visual
- Ada baiknya dinamika pembelajaran didukung dengan alat peraga atau dokumentasi pembelajaran

Berikut adalah beberapa kritik dari teman-teman peserta kuliah Paedagogi:
- Masih kurang komunikatif dalam penyampaian juga teori pedagogi nya masih kurang terintegrasi dan terjabarkan sehingga hubungan antara teori dan pembelajaran masih blm kelihatan.
- Performa kelompok saat menyampaikan presentasi sudah baik namun, slide show dan penyampaian materi kurang menarik dan sedikit flat. Slide sangat padat tulisan. Presenter terlihat menikmati sendiri dengan bahan yg disampaikan dan kurang berinteraksi dengan audiens. Konten yang disampaikan juga sudah lumayan baik
- Sebenarnya konten yang ingin disampaikan sudah sangat baik, karna kelompok terlihat sangat detail dan penuh persiapan sebelum terjun ke lapangan. Hanya saja proses dan penyusunan laporan yang baik tidak didukung dengan presentasi yang terkesan kurang persiapan. Kelompok menampilkan slide yang kurang menarik untuk dilihat, karena layout slide penuh dengan huruf. Yang terakhir, sepertinya kelompok kurang berkoordinasi sebelum presentasi, terlihat dalam tidak meratanya waktu yang digunakan setiap anggota kelompok dalam mempresentasikan laporan.

Berdasarkan kritik yang diberikan oleh dosen pengampu dan juga teman-teman, secara keseluruhan bisa dikatakan bahwa presentasi yang kelompok kami lakukan kurang baik dan  tidak sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan sesuai dengan laporan yang sudah kami buat. Presentasi yang sudah kami tampilakan tersebut diberikan penilaian langsung oleh dosen pengampu mata kuliah Paedagogi dengan  nilai 70 kepada kelompok kami. Menurut kami, nilai yang diberikan oleh dosen pengampu sudah sesuai dengan usaha serta cara kelompok kami saat mempresentsikan hasil proses pembelajaran saat di depan kelas.

Jumat, 11 April 2014

Tugas Individu Pedagogi

WAWANCARA GURU

TUGAS AKHIR INDIVIDU
MATA KULIAH PEDAGOGI

Oleh :

ANGGITA WINDY

101301103


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014


BAB I
PENDAHULUAN

Mengajar merupakan segala bentuk upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks dimana mengajar juga merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan media tertentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari dimana pun dan kapan pun, baik individual, dapat dilakukan pula pada sekelompok siswa, maupun dilembagakan.
Proses belajar mengajar akan berjalan baik jika peserta didik bisa melihat hasil yang positif untuk dirinya dan memperoleh kemajuan-kemajuan jika ia menguasai dan menyelesaikan proses belajarnya. Berhasil atau tidaknya proses belajar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri seperti bakat, minat, kecerdasan, cara belajar, kematangan, dan sebagainnya. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu seperti faktor lingkungan alam, lingkungan sosial, dan faktor instrumental yang meliputi bahan pelajaran, sarana dan fasilitas, guru dan sebagainya.
Guru adalah salah satu faktor yang mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksankannya. Oleh sebab itu, guru harus membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan bertanggung jawab untuk memperbaiki kualitas pengajarannya. Guru juga berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku manager dan fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif.
Berdasarkan paparan diatas, penulis ingin mengetahui bagaimana pandangan guru tetang pendidikan, motivasinya dalam mengajar, pandangannya terhadap peserta didik, filosopinya dalam mengajar dan untuk mengetahui pendekatan guru tersebut dalam mengajar.


BAB II
HASIL WAWANCARA

A.    Identitas Guru

Nama/ Inisial Guru      : Rina Rahayu, S.Pd
Alamat                        : Jln. Setia Budi. Medan
Pengajar                      : Guru TK ( 12 Tahun mengajar)
Status                          : Sudah Sertifikasi

B.     Hasil Wawancara

·     Menurut pandangan saya pendidikan jaman sekarang ini, pada kurikulum 2013 sepertinya belum tepat sasaran untuk masyarakat Indonesia, karena masyarakat inidonesia belum siap menerima atau pendekatan yang berpacu pada anak, karena kalau kurikulum 2013 ini di harapkan anak yang belajar untuk aktif, sedangkan guru hanya membimbing dan memberi arahan pada siswa. Menurut saya, pendidikan jaman dulu yang masih menggunakan kurikulum CBSA, pembelajarannya lebih terarah dan cara belajar di suruh aktif juga. Bedanya pendidikan dulu dengan sekarang yaitu jaman era globalisasi sekarang serba mudah di dapat melalui internet dan banyak lagi media yang dapat mempermudah peserta didik.
·        Motivasi saya menjadi seorang guru adalah untuk mencerdaskan anak bangsa. Motivasi yang mendasari saya menjadi seorang guru itu karena melihat lingkungan sekitar, banyak orang tua yang suka memaksakan anaknya, harus ini, harus itu. Seharusnya anak itu tidak boleh dipaksa, berdasarkan perkembangan atau usia anak sudah matang atau tidak untuk belajar karena setiap anak itu berbeda-beda, ada yang sudah bisa belajar dan ada yang belum bisa. Apalagi kalau di TK, anak-anak itu butuh ekstra perhatian, ekstra pembelajaran, namun anak TK dijaman sekarang sudah aktif seperti bertanya dan berargumentasi. Mungkin hal ini karena faktor perkembangan yang sudah semakin maju juga. Hal inilah yang mendasari saya untuk menjadi seorang guru.
·    Pandangan saya sebagai guru melihat peserta didik jaman sekarang itu bagus, namun saya melihat ada dampak positif dan negatif. Dilihat dari sisi positifnya sangat bagus untuk perkembangan anak dan kemajuan anak sedangkan pada sisi negatifnya apabila anak menyalahi apa yang seharusnya. Menurut pandangan saya melihat peserta didik jaman sekarang ini perlu adanya bimbingan baik dari guru ataupun keluarga agar media pembelajaran yang digunakan tidak disalah gunakan oleh peserta didik. Kalau lingkungan ikut serta dalam mengarahkan dan membimbing anak agar tidak menyalahgunakan media online seperti internet pasti akan lebih banyak dampak positifnya.
·    Filosofi saya dalam mengajar “Tersenyumlah selagi bisa tersenyum”, karena anak-anak sekarang ini susah untuk tersenyum.
·       Pendekatan dalam mengajar yang saya biasa lakukan yaitu face to face, berkelompok dan klasikal (umum). Kita lihat dulu bagaimana kondisi kelas, bagaimana kondisi peserta didik. Apabila terlihat peserta didik ada yang malas, murung, dan tidak bersemangat mengerjakan apa yang diarahkan. Saya biasanya melakukan pendekatan dengan face to face, berhadap-hadapan dengan anak tersebut dengan bertanya dengan kata-kata yang mudah dimengerti anak tersebut. Cara ini saya gunakan untuk mengetahui bagaimana kondisi anak tersebut, jika ada masalah apa yang menjadi masalah pada dirinya sehingga ia menjadi malas belajar. Cara ini juga dapat membantu anak untuk terbuka mengutarakan isi hatinya. Saat mengajar saya sebagai seorang pengajar harus memberikan motivasi dan perhatian pada seluruh peserta didik agar mereka tetap semangat dalam memulai pelajaran.


BAB III
PEMBAHASAN

Di zaman globalisasi yang sedang berkembang sekarang ini, terlihat pada pendidikan masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan juga memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu negara. Oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing perlu diimbangi dengan pendidikan yang harus disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, yang dapat menjawab berbagai permasalahan baik lokal maupun global, serta menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah masih rendahnya kualitas pendidikan. Mutu pendidikan tidak terlepas dari pembelajaran. Dalam pembelajaran guru harus mampu menjalankan tugas dan perannya karena hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan siswa. Berdasarkan hasil wawancara pada guru, bahwa pandangan guru tentang pendidikan jaman sekarang dengan kurikulum pendidikan tahun 2013 yang baru masih belum tepat sasaran diberikan kepada masyarakat Indonesia karena masyarakat Indonesia belum siap menggunakan pendekatan yang berpusat pada anak sedangkan guru hanya menjadi fasilisator. Dalam hal ini terlihat bahwa pendidikan yang berpusat pada siswa (student centered) masih belum tepat diberikan pada siswa di Indonesia. Seharusnya anak diarahkan untuk aktif dan mandiri tetapi tetap dalam pengawasan dan bimbingan guru agar lebih efektif.
Proses belajar mengajar dengan hubungan dua arah sangat penting dilakukan antara guru dan siswa sebagai pemberi dan penerima bantuan dan bimbingan dalam suatu proses belajar mengajar. Siswa sebagai penerima dan mengikuti disiplin yang ditentukan oleh guru untuk mengembangkan kematangan dan kemandiriannya. Sedangkan guru berperan dalam mendorong dan membangkitkan gairah baru siswa untuk membangun jembatan antara apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan, serta bagimana mereka mampu menjadi pembelajar yang aktif.
Semua guru harus baik dimata siswanya bahwa ketika berbicara tentang kualitas mengajar seorang guru khususnya berkaitan masalah-masalah teknik, konten, dan presentasi. Namun berkomunikasi dengan siswa juga penting agar siswa tidak bosan saat belajar. Guru yang baik bercirikan seperti: memiliki kesadaran akan tujuan, memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa, mentoleransi ambiguitas, menunjukkan kemauan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa, merasa tidak nyaman jika kurang mengetahui, mencerminkan komitment pada pekerjaan mereka, belajar dari berbagai model, menikmati pekerjaan dan siswa mereka.
Berdasarkan hasil wawancara, guru tersebut termotivasi untuk mencerdaskan anak bangsa yang didasari dari lingkungan bahwa mengajar anak harus penuh dengan kesabaran dan tidak ada paksaan. Guru yang seperti ini memiliki kualitas yang baik, Ia mempunyai kualitas patience sabar membantu siswa dalam belajar, true compassion for their students memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya, understanding memahami situasi dan kondisi kelas maupun siswa, dedication to excellence menginginkan capaian yang terbaik dari siswa-siwanya dan diri mereka sendiri, unwavering support atau teguh dalam memberikan dukungan pada siswa, dan willingness to help student achieve atau kesediaan membantu siswa mencapai prestasi.
Guru yang baik akan bertanggung jawab untuk mempromosikan pentingnya belajar bagi siswa. Tentu guru sendiri harus menjadi pembelajar sejati agar dapat mengikuti percepatan, termasuk kemajuan di bidang pedagogi sendiri. Siswa belajar paling efektif ketika mereka memahami apa yang mereka pelajari, mengapa mereka belajar materi itu, dan bagaimana mereka akan dapat menggunakan pembelajaran baru mereka dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil wawancara pada guru tentang pandangannya terhadap peserta didik adalah bagus karena semakin majunya perkembagan teknologi yang mempermudah siswa dalam mencari informasi/wawasan yang lebih luas. Namun, dengan majunya perkembangan teknologi tentu diperlukan adanya pengawasan dari guru sendiri, keluarga maupun lingkungan agar terhindar dari hal-hal yang berdampak negatif pada siswa.
Guru akan menjadi lebih efektif bila dia secara sadar memilih untuk menggunakan strategi mengajar, memperluas, perbendaharaan strategi, dan ahli dalam menggunakan strategi itu. ada lima strategi mengajar yaitu : Pelatihan dan pelatihan lanjut, ceramah dan menjelaskan, mencari dan menemukan, kelompok dan tim, pengalaman dan refleksi.  Kelima strategi ini menyediakan kerangka kerja konseptual yang berguna untuk mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Kelimanya dapat digunakan dengan materi pelajaran dalam pengaturan apapun di setiap kelompok, usia siswa, bahkan juga untuk siswa perguruan tinggi.
Berdasarkan hasil wawancara pada guru, pendekatan dalam mengajar yang biasa dilakukannya yaitu dengan pendekatan face to face, berkelompok, dan klasikal. Pendekatan yang digunakan setiap harinya akan berbeda-beda tergantung situasi dan kondisi peserta didik saat berada di dalam kelas. Guru yang saya wawancarai ini termasuk guru yang baik dan efektif dalam mengajar karena guru tersebut secara sadar mengerti dan memahami kebutuhan peserta didik. Misalnya, ketika melihat peserta didik tidak bersemangat dalam belajar, guru yang saya wawancarai ini pasti akan mencari solusi dengan cara melakukan pendekatan terlebih dahulu pada anak tersebut kemudian bertanya apa masalahnya dan memberikan motivasi agar anak tersebut mau belajar dan bermain dengan teman-temannya. Pada guru ini terlihat adanya karakter pribadi seperti penyayang, motif yang bagus, dan komitmen. Ketiga karakter ini terlihat dengan menunjukkan diri benar-benar peduli dengan siswa secara pribadi dan profesional, menjadikan siswa selalu pada prioritas nomor satu, dan menunjukkan semangat dan semangat untuk menyampaikan materi secara tuntas.


BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :

1.  Pendidikan yang berpusat pada siswa (student centered) masih belum tepat diberikan pada siswa di Indonesia. Seharusnya anak diarahkan untuk aktif dan mandiri tetapi tetap dalam pengawasan dan bimbingan guru agar lebih efektif.
2.  Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan. Guru profesional hendaknya mampu melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik.
3.     Kemajuan teknologi mempermudah siswa dalam mencari informasi/wawasan yang lebih luas. Namun, dengan majunya perkembangan teknologi tentu diperlukan adanya pengawasan dari guru, keluarga maupun lingkungan sekitar agar terhindar dari hal-hal yang berdampak negatif pada siswa.
4.   Standar kinerja guru merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan profesional guru untuk meningkatkan mutu pelayanan belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan pula mutu pendidikan.
5.    Sebagai guru yang profesional, ia harus memiliki keahlian khusus yang disebut kompetensi dalam menjalankan tugas-tugas profesionalnya. Keahlian tersebut seperti kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dari beberapa komptensi tersebut ada dalam diri seorang guru. 


BAB V
SARAN

A.    Saran
1.      Guru harus memperhatikan mutu atau kualitas mengajarnya dengan terlebih dahulu mengadakan perencanaan program pengajaran kemudian melakukannya dengan baik dalam bentuk pembelajaran.
2.   Bagi seluruh pengajar seharusnya mengetahui terlebih dahulu bagiamana menjadi pengajar yang baik dan efektif, diharapkan pengajar dapat mengaplikasikan ilmu dan seni mengajar tersebut saat mengajar,sehingga menjadi guru yang dapat mencapai suatu tujuan yang jelas saat mengajar dan dapat dikatakan guru yang berkualitas

B.     Testimoni
Tugas akhir individu ini sangat bermanfaat untuk saya. Saya semakin mengerti dan memahami Pedagogi secara mendalam, karena dalam pengerjaan tugas ini saya harus membaca terlebih dahulu teori-teori yang ada di dalam buku panduan kemudian mengkaitkannya dengan hasil wawancara yang sudah saya lakukan kepada seorang guru. Saya juga merasa senang ketika berkesempatan untuk terjun langsung ke lapangan dengan mewawancarai langsung seorang guru mengenai pendidikan. saya menjadi mengerti bagaimana pandangan seorang guru tentang pendidikan, perasaan seorang guru terhadap peserta didik dan mengetahui bagaimana mengajar peserta didik dengan cara yang baik dan efektif. Saya banyak belajar dari guru yang saya wawancarai, ternyata menjadi seorang guru tidak semudah yang saya bayangkan karena menjadi seorang guru harus mempunyai ketulusan hati untuk mengajar anak-anak, menjadi motivator dan berpengetahuan yang luas. Dengan adanya tugas individu ini, saya semakin bersemangat dalam belajar dan semakin menghargai jeri payah guru yang sudah mengajar saya karena begitu banyak jasa seorang guru bagi saya.


DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta

Tugas Kelompok Andragogi

KONSEP PERFORMA PEMBELAJARAN
METODE KUNJUNGAN LAPANGAN

“COKELAT REA-CHOC MEDAN”

O
L
E
H

KELOMPOK 4





FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014


BAB I
PENDAHULUAN

Kunjungan lapangan merupakan kunjungan terencana yang dilakukan ke suatu tempat di luar kelas. Suatu kunjungan lapangan biasanya berkenaan dengan kegiatan membawa kelompok ke tempat khusus untuk tujuan khusus. Tujuan khusus yang dimaksud bisa untuk mengamati situasi tertentu, mengamati kegiatan tertentu atau praktik membuat sesuatu yang tidak dapat dilakukan di ruang kelas.  Kunjungan lapangan biasanya berjangka waktu pendek, mungkin kurang dari satu jam atau tidak lebih dari dua atau tiga jam.
Ada beberapa keuntungan dari metode kujungan lapangan yang membuat kelompok menggunakannya sebagai metode pembelajaran untuk kelas mata kuliah Andragogi, yaitu:
1.      Memberikan kesempatan mengumpulkan pengalaman dan informasi baru
2.      Dapat mengamati gerakan-gerakan dan benda-benda dalam bentuk tiga dimensi
3.      Prosedur dapat diamatai dan dialami yang nantinya dapat diterapkan para peserta
4.      Memberikan kesempatan kepada peserta untuk belajar sambil bekerja
5.      Dapat menumbuhkan minat dan ketelitian pengamatan para peserta
6.      Memperoleh elemen-elemen konkret dan realistis yang tidak didapatkan di kelas
Selain memiliki beberapa keuntungan, metode kunjungan lapangan juga memiliki beberapa kelemahan (Flores, Bueno, & Lapastora, 1983) yaitu:
1.      Tidak cocok untuk beberapa bidang permasalahan
2.      Mahal (waktu, uang, dan tenaga), jika kunjungannya jauh
3.      Memerlukan banyak persiapan
4.      Melibatkan orang lain
Berdasarkan penjelasan tentang keuntungan dan kelemahan dari kunjung lapangan, kelompok memilih untuk melakukan kunjungan lapangan ke tempat pembuatan cokelat Rea-Choc Medan yang berlokasi di Jln. Dr.Mansyur No. 9B. Memilih Rea-Choc sebagai tujuan melakukan kunjungan lapangan karena saat ini keberadaan usaha cokelat tersebut sudah mulai terkenal di berbagai kalangan masyarakat, baik dari kedinasan bahkan juga para mahasiswa. Selian itu juga, lokasi pabrik pembuatan cokelat Rea-Choc tersebut yang mudah untuk ditempuh serta hemat biaya dan waktu sehingga lebih efektif dan efisien untuk dilakukan pada hari Kamis 22 Mei 2014. Menurut Morgan et al (1976), tujuan kunjungan lapangan yang akan kelompok lakukan termasuk dalam kategori pabrik makanan. 



Rea- Choc adalah Perusahaan yang bergerak di bidang usaha kuliner olahan coklat. Rea-Choc berdiri pada tanggal 01 April 2012, dibangun atas dasar keinginan untuk mandiri dan menjadi wirausaha yang cerdas dan berkembang. Berbagai kreasi, ide dan inovasi terus digali guna mencapai tujuan / visi yang jelas.
            Penamaan Rea-Choc didasari atas dua hal, yaitu singkatan dari nama itu dan makna yang terkandung di dalamnya. Rea-Choc merupakan singkatan dari kreasi coklat (cREAtion of CHOColate). Penyebutan Rea-Choc dalam  bahasa lokal bermakna sesuatu hal yang selalu membuat keadaan ramai, hal ini bermakna bahwa perusahaan ini pada nantinya akan selalu menjadi perhatian dan favorit para konsumen. Saat ini Rea-choc telah memiliki pasar yaitu pasar oleh – oleh khas Medan yang di pasarkan di toko oleh – oleh dengan menyungsung kemasan cinta budaya Lokal yang terdapat dalam kemasan coklat Rea-Choc.
Rea-Choc menerapkan konsep kemasan yang melambangkan kebudayaan Sumatera Utara  yang harus dipertahankan. Dengan memadukan keduanya, tentu akan menambah daya tarik untuk produk kami. Selain itu, coklat yang digunakan memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada yang ada di pasaran.
·        Jenis produk yang dihasilkan  : Coklat Olahan
·        Karakteristik Produk               : Kemasan “Cinta Budaya Lokal”
·        Bahan Tambahan                    : Selai Markisa, Keju, selai buah aneka rasa, kacang mete, jelly, kopi, dll
·        Keunggulan produk yang dimiliki
1.      Rasa lezat dengan mengurangi penggunaan zat tambahan
2.      Kemasan dengan tema “ Cinta Budaya Lokal”
3.      Bentuk kreasi terbaru dan selalu diperbarui
4.      Bahan baku bermutu


BAB II
RANCANGAN KUNJUNGAN LAPANGAN

Keberhasilan kunjungan lapangan tergantung pada seberapa baiknya perencanaan yang dibuat. Komponen perencanaan yang dibuat oleh kelompok dalam metode kunjungan lapangan ke pabrik cokelat Rea-Choc Medan adalah:

1.      Tujuan/Maksud
·      Memperkenalkan kepada peserta mata kuliah Andragogi tentang usaha home industry Rea-Choc Medan
·  Memperkenalkan kepada peserta mata kuliah Andragogi dengan melihat produk yang dihasilkan oleh home industry Rea-Choc Medan
·   Mengajak peserta mata kuliah Andragogi untuk ikut membuat langsung cokelat di home industry Rea-Choc Medan

2.      Pemilihan Tempat Tujuan
Kelompok memilih lokasi tujuan ke home industry Rea-Choc Medan yang berlokasi di Jln. Dr.Mansyur No. 9B karena saat ini keberadaan usaha cokelat tersebut sudah mulai terkenal di berbagai kalangan masyarakat, baik dari kedinasan bahkan juga para mahasiswa. Selian itu juga, lokasi pabrik pembuatan cokelat Rea-Choc tersebut yang mudah untuk ditempuh serta hemat biaya dan waktu sehingga lebih efektif dan efisien.

3.      Pengaturan dengan Melibatkan Pihak Organisasi yang akan Dikunjungi
Salah seorang dari anggota kelompok kami merupakan salah satu pemilik yang mendirikan home industry Rea-Choc Medan serta mengelolah langsung proses pembuatan cokelat (produksi) sampai pada tahap proses pemasaran. Sehingga kelompok lebih mudah dalam melakukan kunjungan lapangan dengan adanya keberadaan anggota kelompok kami yang merupakan pihak dari home industry Rea-Choc Medan

4.      Pengaturan Waktu
Kegiatan kunjungan lapangan ke home industry Rea-Choc Medan yang akan dilakukan kelompok bersama dengan peserta mata kuliah Andragogi pada hari Kamis, 22 Mei 2014. Waktu pelaksanaan kunjungan lapangan dimulai pada pukul 11.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Setiap kelompok (yang beranggotakan enam orang) memiliki kesempatan untuk membuat cokelat selama 20 menit.

5.      Transportasi
Berhubung lokasi kunjungan lapangan yang akan dilakukan mudah untuk dijangkau, maka untuk menuju lokasi home industry Rea-Choc Medan kelompok menyediakan kendaraan untuk 11 orang peserta mata kuliah Andragogi. Untuk 8 orang peserta mata kuliah Andragogi lainnya bisa menuju lokasi dengan naik angkutan umum (angkot) atau sepeda motor dan jika waktu memungkinkan kelompok akan mengusahakan untuk menjemput.

6.      Bahan/Perlengkapan
Dalam kegiatan kunjungan lapangan ke home industry Rea-Choc Medan, alat bantu yang digunakan adalah buku panduan mini yang akan dibagikan kepada seluruh peserta. Sementara untuk perlengkapan/bahan pembuatan cokelat yang akan dilakukan oleh peserta mata kuliah Andragogi telah disediakan langsung di lokasi home industry Rea-Choc Medan.

7.      Pembentukan Kepanitiaan
Ketua        : Tika Ramadhani        (101301018)
Sekretaris  : Tota Fierda Ria         (101301092)
Bendahara : Anggita Windy         (101301103)
Anggota    : Anggi Gurning          (091301100)
                   Rocky Sihite             (101301124)
                   Riska Margolang       (121301012)

8.      Kontribusi
Setiap peserta mata kuliah Andragogi yang ikut dalam kegiatan kunjungan lapangan ke home industry Rea-Choc Medan, akan dikenakan biaya kontribusi sebesar Rp 10.000 /orang. Dengan biaya tersebut, setiap peserta telah mendapatkan kesempatan membuat cokelat sendiri dan membawanya pulang.


BAB III
PELAKSANAAN KUNJUNGAN LAPANGAN

            Kunjungan lapangan akan lebih mudah dilaksanakan jika perencanaan telah disusun secara cermat, kemudian dilaksanakan dengan baik. Adapun prosedur yang akan dilakukan oleh kelompok dalam kegiatan kunjungan lapangan adalah:

1.      Pengenalan
Kunjungan lapangan ke home industry Rea-Choc Medan, akan dimulai dengan membagikan buku panduan mini kepada seluruh peserta. Kemudian ketua kelompok akan memberikan sedikit penjelasan tentang latar belakang dan sejarah berdirinya usaha home industry Rea-Choc Medan serta secara singkat menjelaskan cara memproduksi dan memasarkan hasil produksi.

2.      Menjaga Minat Kelompok
Berhubung karena ruangan untuk membuat cokelat tidak bisa menampung seluruh peserta, maka kelompok akan membagi peserta menjadi tiga kelompok (sesuai kelompok Andragogi). Ketika kelompok satu (terdiri atas enam orang) masuk ke ruangan produksi untuk membuat cokelat, kelompok dua dan tiga menunggu di ruang tunggu sambil membuat packing untuk bungkusan cokelat yang nantinya akan mereka buat. Tiga orang dari anggota kelompok kami akan mendampingi kelompok yang berada di ruang tunggu sambil mengajari cara membuat packing bungkusan cokelat. Sementara tiga anggota lainnya akan mendampingi kelompok yang sedang berada di ruangan produksi untuk membuat cokelat.
·         Penanggung Jawab ruang produksi
Ketua        : Tika
Anggota    :
Tota, Tika, Anggita, Anggi, Riska, Rocky (tiga orang saling bergantian)
·         Penanggung Jawab ruang tunggu
Tota, Tika, Anggita, Anggi, Riska, Rocky (tiga orang saling bergantian)

3.      Mempertahankan Partisipasi
Kelompok menyediakan waktu bagi peserta untuk memberikan pertanyaan seputar home industry Rea-Choc Medan.

4.      Pengaturan Untuk Kenyamanan Fisik Peserta
Kelompok menyediakan transportasi untuk memberikan kemudahan bagi para peserta dalam menjangkau lokasi home industry Rea-Choc Medan.  Ruangan untuk menunggu dan untuk produksi di home industry Rea-Choc Medan suasanya cukup nyaman dengan adanya kipas angin di ruangan tunggu dan Air Condicioner (AC) di ruangan produksi.

5.      Mengakhiri Kunjungan Lapangan dan Karyawisata
Sebelum meninggalkan lokasi kunjungan lapangan home industry Rea-Choc Medan, kelompok mewakili peserta mata kuliah Andragogi mengucapkan terimakasih kepada pegawai inkubator dan bagian administrasi. Memberikan kesempatan kepada salah  seorang peserta sebagai perwakilan untuk mengucapkan terima kasih kepada kelompok penyelenggara kegiatan kunjungan lapangan.

6.      Tindak Lanjut dan Evaluasi
Evaluasi akan dilakukan di ruangan kelas pada saat perkuliahan setelah kegiatan kunjungan lapangan ke home industry Rea-Choc Medan selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Suprijanto, H. 2007. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta : Bumi Aksara