Tugas Individu Pedagogi

Jumat, 11 April 2014

WAWANCARA GURU

TUGAS AKHIR INDIVIDU
MATA KULIAH PEDAGOGI

Oleh :

ANGGITA WINDY

101301103


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014


BAB I
PENDAHULUAN

Mengajar merupakan segala bentuk upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks dimana mengajar juga merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan media tertentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari dimana pun dan kapan pun, baik individual, dapat dilakukan pula pada sekelompok siswa, maupun dilembagakan.
Proses belajar mengajar akan berjalan baik jika peserta didik bisa melihat hasil yang positif untuk dirinya dan memperoleh kemajuan-kemajuan jika ia menguasai dan menyelesaikan proses belajarnya. Berhasil atau tidaknya proses belajar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri seperti bakat, minat, kecerdasan, cara belajar, kematangan, dan sebagainnya. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu seperti faktor lingkungan alam, lingkungan sosial, dan faktor instrumental yang meliputi bahan pelajaran, sarana dan fasilitas, guru dan sebagainya.
Guru adalah salah satu faktor yang mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksankannya. Oleh sebab itu, guru harus membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan bertanggung jawab untuk memperbaiki kualitas pengajarannya. Guru juga berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku manager dan fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif.
Berdasarkan paparan diatas, penulis ingin mengetahui bagaimana pandangan guru tetang pendidikan, motivasinya dalam mengajar, pandangannya terhadap peserta didik, filosopinya dalam mengajar dan untuk mengetahui pendekatan guru tersebut dalam mengajar.


BAB II
HASIL WAWANCARA

A.    Identitas Guru

Nama/ Inisial Guru      : Rina Rahayu, S.Pd
Alamat                        : Jln. Setia Budi. Medan
Pengajar                      : Guru TK ( 12 Tahun mengajar)
Status                          : Sudah Sertifikasi

B.     Hasil Wawancara

·     Menurut pandangan saya pendidikan jaman sekarang ini, pada kurikulum 2013 sepertinya belum tepat sasaran untuk masyarakat Indonesia, karena masyarakat inidonesia belum siap menerima atau pendekatan yang berpacu pada anak, karena kalau kurikulum 2013 ini di harapkan anak yang belajar untuk aktif, sedangkan guru hanya membimbing dan memberi arahan pada siswa. Menurut saya, pendidikan jaman dulu yang masih menggunakan kurikulum CBSA, pembelajarannya lebih terarah dan cara belajar di suruh aktif juga. Bedanya pendidikan dulu dengan sekarang yaitu jaman era globalisasi sekarang serba mudah di dapat melalui internet dan banyak lagi media yang dapat mempermudah peserta didik.
·        Motivasi saya menjadi seorang guru adalah untuk mencerdaskan anak bangsa. Motivasi yang mendasari saya menjadi seorang guru itu karena melihat lingkungan sekitar, banyak orang tua yang suka memaksakan anaknya, harus ini, harus itu. Seharusnya anak itu tidak boleh dipaksa, berdasarkan perkembangan atau usia anak sudah matang atau tidak untuk belajar karena setiap anak itu berbeda-beda, ada yang sudah bisa belajar dan ada yang belum bisa. Apalagi kalau di TK, anak-anak itu butuh ekstra perhatian, ekstra pembelajaran, namun anak TK dijaman sekarang sudah aktif seperti bertanya dan berargumentasi. Mungkin hal ini karena faktor perkembangan yang sudah semakin maju juga. Hal inilah yang mendasari saya untuk menjadi seorang guru.
·    Pandangan saya sebagai guru melihat peserta didik jaman sekarang itu bagus, namun saya melihat ada dampak positif dan negatif. Dilihat dari sisi positifnya sangat bagus untuk perkembangan anak dan kemajuan anak sedangkan pada sisi negatifnya apabila anak menyalahi apa yang seharusnya. Menurut pandangan saya melihat peserta didik jaman sekarang ini perlu adanya bimbingan baik dari guru ataupun keluarga agar media pembelajaran yang digunakan tidak disalah gunakan oleh peserta didik. Kalau lingkungan ikut serta dalam mengarahkan dan membimbing anak agar tidak menyalahgunakan media online seperti internet pasti akan lebih banyak dampak positifnya.
·    Filosofi saya dalam mengajar “Tersenyumlah selagi bisa tersenyum”, karena anak-anak sekarang ini susah untuk tersenyum.
·       Pendekatan dalam mengajar yang saya biasa lakukan yaitu face to face, berkelompok dan klasikal (umum). Kita lihat dulu bagaimana kondisi kelas, bagaimana kondisi peserta didik. Apabila terlihat peserta didik ada yang malas, murung, dan tidak bersemangat mengerjakan apa yang diarahkan. Saya biasanya melakukan pendekatan dengan face to face, berhadap-hadapan dengan anak tersebut dengan bertanya dengan kata-kata yang mudah dimengerti anak tersebut. Cara ini saya gunakan untuk mengetahui bagaimana kondisi anak tersebut, jika ada masalah apa yang menjadi masalah pada dirinya sehingga ia menjadi malas belajar. Cara ini juga dapat membantu anak untuk terbuka mengutarakan isi hatinya. Saat mengajar saya sebagai seorang pengajar harus memberikan motivasi dan perhatian pada seluruh peserta didik agar mereka tetap semangat dalam memulai pelajaran.


BAB III
PEMBAHASAN

Di zaman globalisasi yang sedang berkembang sekarang ini, terlihat pada pendidikan masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan juga memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu negara. Oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing perlu diimbangi dengan pendidikan yang harus disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, yang dapat menjawab berbagai permasalahan baik lokal maupun global, serta menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah masih rendahnya kualitas pendidikan. Mutu pendidikan tidak terlepas dari pembelajaran. Dalam pembelajaran guru harus mampu menjalankan tugas dan perannya karena hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan siswa. Berdasarkan hasil wawancara pada guru, bahwa pandangan guru tentang pendidikan jaman sekarang dengan kurikulum pendidikan tahun 2013 yang baru masih belum tepat sasaran diberikan kepada masyarakat Indonesia karena masyarakat Indonesia belum siap menggunakan pendekatan yang berpusat pada anak sedangkan guru hanya menjadi fasilisator. Dalam hal ini terlihat bahwa pendidikan yang berpusat pada siswa (student centered) masih belum tepat diberikan pada siswa di Indonesia. Seharusnya anak diarahkan untuk aktif dan mandiri tetapi tetap dalam pengawasan dan bimbingan guru agar lebih efektif.
Proses belajar mengajar dengan hubungan dua arah sangat penting dilakukan antara guru dan siswa sebagai pemberi dan penerima bantuan dan bimbingan dalam suatu proses belajar mengajar. Siswa sebagai penerima dan mengikuti disiplin yang ditentukan oleh guru untuk mengembangkan kematangan dan kemandiriannya. Sedangkan guru berperan dalam mendorong dan membangkitkan gairah baru siswa untuk membangun jembatan antara apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan, serta bagimana mereka mampu menjadi pembelajar yang aktif.
Semua guru harus baik dimata siswanya bahwa ketika berbicara tentang kualitas mengajar seorang guru khususnya berkaitan masalah-masalah teknik, konten, dan presentasi. Namun berkomunikasi dengan siswa juga penting agar siswa tidak bosan saat belajar. Guru yang baik bercirikan seperti: memiliki kesadaran akan tujuan, memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa, mentoleransi ambiguitas, menunjukkan kemauan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa, merasa tidak nyaman jika kurang mengetahui, mencerminkan komitment pada pekerjaan mereka, belajar dari berbagai model, menikmati pekerjaan dan siswa mereka.
Berdasarkan hasil wawancara, guru tersebut termotivasi untuk mencerdaskan anak bangsa yang didasari dari lingkungan bahwa mengajar anak harus penuh dengan kesabaran dan tidak ada paksaan. Guru yang seperti ini memiliki kualitas yang baik, Ia mempunyai kualitas patience sabar membantu siswa dalam belajar, true compassion for their students memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya, understanding memahami situasi dan kondisi kelas maupun siswa, dedication to excellence menginginkan capaian yang terbaik dari siswa-siwanya dan diri mereka sendiri, unwavering support atau teguh dalam memberikan dukungan pada siswa, dan willingness to help student achieve atau kesediaan membantu siswa mencapai prestasi.
Guru yang baik akan bertanggung jawab untuk mempromosikan pentingnya belajar bagi siswa. Tentu guru sendiri harus menjadi pembelajar sejati agar dapat mengikuti percepatan, termasuk kemajuan di bidang pedagogi sendiri. Siswa belajar paling efektif ketika mereka memahami apa yang mereka pelajari, mengapa mereka belajar materi itu, dan bagaimana mereka akan dapat menggunakan pembelajaran baru mereka dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil wawancara pada guru tentang pandangannya terhadap peserta didik adalah bagus karena semakin majunya perkembagan teknologi yang mempermudah siswa dalam mencari informasi/wawasan yang lebih luas. Namun, dengan majunya perkembangan teknologi tentu diperlukan adanya pengawasan dari guru sendiri, keluarga maupun lingkungan agar terhindar dari hal-hal yang berdampak negatif pada siswa.
Guru akan menjadi lebih efektif bila dia secara sadar memilih untuk menggunakan strategi mengajar, memperluas, perbendaharaan strategi, dan ahli dalam menggunakan strategi itu. ada lima strategi mengajar yaitu : Pelatihan dan pelatihan lanjut, ceramah dan menjelaskan, mencari dan menemukan, kelompok dan tim, pengalaman dan refleksi.  Kelima strategi ini menyediakan kerangka kerja konseptual yang berguna untuk mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Kelimanya dapat digunakan dengan materi pelajaran dalam pengaturan apapun di setiap kelompok, usia siswa, bahkan juga untuk siswa perguruan tinggi.
Berdasarkan hasil wawancara pada guru, pendekatan dalam mengajar yang biasa dilakukannya yaitu dengan pendekatan face to face, berkelompok, dan klasikal. Pendekatan yang digunakan setiap harinya akan berbeda-beda tergantung situasi dan kondisi peserta didik saat berada di dalam kelas. Guru yang saya wawancarai ini termasuk guru yang baik dan efektif dalam mengajar karena guru tersebut secara sadar mengerti dan memahami kebutuhan peserta didik. Misalnya, ketika melihat peserta didik tidak bersemangat dalam belajar, guru yang saya wawancarai ini pasti akan mencari solusi dengan cara melakukan pendekatan terlebih dahulu pada anak tersebut kemudian bertanya apa masalahnya dan memberikan motivasi agar anak tersebut mau belajar dan bermain dengan teman-temannya. Pada guru ini terlihat adanya karakter pribadi seperti penyayang, motif yang bagus, dan komitmen. Ketiga karakter ini terlihat dengan menunjukkan diri benar-benar peduli dengan siswa secara pribadi dan profesional, menjadikan siswa selalu pada prioritas nomor satu, dan menunjukkan semangat dan semangat untuk menyampaikan materi secara tuntas.


BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :

1.  Pendidikan yang berpusat pada siswa (student centered) masih belum tepat diberikan pada siswa di Indonesia. Seharusnya anak diarahkan untuk aktif dan mandiri tetapi tetap dalam pengawasan dan bimbingan guru agar lebih efektif.
2.  Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan. Guru profesional hendaknya mampu melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik.
3.     Kemajuan teknologi mempermudah siswa dalam mencari informasi/wawasan yang lebih luas. Namun, dengan majunya perkembangan teknologi tentu diperlukan adanya pengawasan dari guru, keluarga maupun lingkungan sekitar agar terhindar dari hal-hal yang berdampak negatif pada siswa.
4.   Standar kinerja guru merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan profesional guru untuk meningkatkan mutu pelayanan belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan pula mutu pendidikan.
5.    Sebagai guru yang profesional, ia harus memiliki keahlian khusus yang disebut kompetensi dalam menjalankan tugas-tugas profesionalnya. Keahlian tersebut seperti kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dari beberapa komptensi tersebut ada dalam diri seorang guru. 


BAB V
SARAN

A.    Saran
1.      Guru harus memperhatikan mutu atau kualitas mengajarnya dengan terlebih dahulu mengadakan perencanaan program pengajaran kemudian melakukannya dengan baik dalam bentuk pembelajaran.
2.   Bagi seluruh pengajar seharusnya mengetahui terlebih dahulu bagiamana menjadi pengajar yang baik dan efektif, diharapkan pengajar dapat mengaplikasikan ilmu dan seni mengajar tersebut saat mengajar,sehingga menjadi guru yang dapat mencapai suatu tujuan yang jelas saat mengajar dan dapat dikatakan guru yang berkualitas

B.     Testimoni
Tugas akhir individu ini sangat bermanfaat untuk saya. Saya semakin mengerti dan memahami Pedagogi secara mendalam, karena dalam pengerjaan tugas ini saya harus membaca terlebih dahulu teori-teori yang ada di dalam buku panduan kemudian mengkaitkannya dengan hasil wawancara yang sudah saya lakukan kepada seorang guru. Saya juga merasa senang ketika berkesempatan untuk terjun langsung ke lapangan dengan mewawancarai langsung seorang guru mengenai pendidikan. saya menjadi mengerti bagaimana pandangan seorang guru tentang pendidikan, perasaan seorang guru terhadap peserta didik dan mengetahui bagaimana mengajar peserta didik dengan cara yang baik dan efektif. Saya banyak belajar dari guru yang saya wawancarai, ternyata menjadi seorang guru tidak semudah yang saya bayangkan karena menjadi seorang guru harus mempunyai ketulusan hati untuk mengajar anak-anak, menjadi motivator dan berpengetahuan yang luas. Dengan adanya tugas individu ini, saya semakin bersemangat dalam belajar dan semakin menghargai jeri payah guru yang sudah mengajar saya karena begitu banyak jasa seorang guru bagi saya.


DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta

0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 11 April 2014

Tugas Individu Pedagogi

WAWANCARA GURU

TUGAS AKHIR INDIVIDU
MATA KULIAH PEDAGOGI

Oleh :

ANGGITA WINDY

101301103


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014


BAB I
PENDAHULUAN

Mengajar merupakan segala bentuk upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks dimana mengajar juga merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan media tertentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari dimana pun dan kapan pun, baik individual, dapat dilakukan pula pada sekelompok siswa, maupun dilembagakan.
Proses belajar mengajar akan berjalan baik jika peserta didik bisa melihat hasil yang positif untuk dirinya dan memperoleh kemajuan-kemajuan jika ia menguasai dan menyelesaikan proses belajarnya. Berhasil atau tidaknya proses belajar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri seperti bakat, minat, kecerdasan, cara belajar, kematangan, dan sebagainnya. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu seperti faktor lingkungan alam, lingkungan sosial, dan faktor instrumental yang meliputi bahan pelajaran, sarana dan fasilitas, guru dan sebagainya.
Guru adalah salah satu faktor yang mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksankannya. Oleh sebab itu, guru harus membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan bertanggung jawab untuk memperbaiki kualitas pengajarannya. Guru juga berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku manager dan fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif.
Berdasarkan paparan diatas, penulis ingin mengetahui bagaimana pandangan guru tetang pendidikan, motivasinya dalam mengajar, pandangannya terhadap peserta didik, filosopinya dalam mengajar dan untuk mengetahui pendekatan guru tersebut dalam mengajar.


BAB II
HASIL WAWANCARA

A.    Identitas Guru

Nama/ Inisial Guru      : Rina Rahayu, S.Pd
Alamat                        : Jln. Setia Budi. Medan
Pengajar                      : Guru TK ( 12 Tahun mengajar)
Status                          : Sudah Sertifikasi

B.     Hasil Wawancara

·     Menurut pandangan saya pendidikan jaman sekarang ini, pada kurikulum 2013 sepertinya belum tepat sasaran untuk masyarakat Indonesia, karena masyarakat inidonesia belum siap menerima atau pendekatan yang berpacu pada anak, karena kalau kurikulum 2013 ini di harapkan anak yang belajar untuk aktif, sedangkan guru hanya membimbing dan memberi arahan pada siswa. Menurut saya, pendidikan jaman dulu yang masih menggunakan kurikulum CBSA, pembelajarannya lebih terarah dan cara belajar di suruh aktif juga. Bedanya pendidikan dulu dengan sekarang yaitu jaman era globalisasi sekarang serba mudah di dapat melalui internet dan banyak lagi media yang dapat mempermudah peserta didik.
·        Motivasi saya menjadi seorang guru adalah untuk mencerdaskan anak bangsa. Motivasi yang mendasari saya menjadi seorang guru itu karena melihat lingkungan sekitar, banyak orang tua yang suka memaksakan anaknya, harus ini, harus itu. Seharusnya anak itu tidak boleh dipaksa, berdasarkan perkembangan atau usia anak sudah matang atau tidak untuk belajar karena setiap anak itu berbeda-beda, ada yang sudah bisa belajar dan ada yang belum bisa. Apalagi kalau di TK, anak-anak itu butuh ekstra perhatian, ekstra pembelajaran, namun anak TK dijaman sekarang sudah aktif seperti bertanya dan berargumentasi. Mungkin hal ini karena faktor perkembangan yang sudah semakin maju juga. Hal inilah yang mendasari saya untuk menjadi seorang guru.
·    Pandangan saya sebagai guru melihat peserta didik jaman sekarang itu bagus, namun saya melihat ada dampak positif dan negatif. Dilihat dari sisi positifnya sangat bagus untuk perkembangan anak dan kemajuan anak sedangkan pada sisi negatifnya apabila anak menyalahi apa yang seharusnya. Menurut pandangan saya melihat peserta didik jaman sekarang ini perlu adanya bimbingan baik dari guru ataupun keluarga agar media pembelajaran yang digunakan tidak disalah gunakan oleh peserta didik. Kalau lingkungan ikut serta dalam mengarahkan dan membimbing anak agar tidak menyalahgunakan media online seperti internet pasti akan lebih banyak dampak positifnya.
·    Filosofi saya dalam mengajar “Tersenyumlah selagi bisa tersenyum”, karena anak-anak sekarang ini susah untuk tersenyum.
·       Pendekatan dalam mengajar yang saya biasa lakukan yaitu face to face, berkelompok dan klasikal (umum). Kita lihat dulu bagaimana kondisi kelas, bagaimana kondisi peserta didik. Apabila terlihat peserta didik ada yang malas, murung, dan tidak bersemangat mengerjakan apa yang diarahkan. Saya biasanya melakukan pendekatan dengan face to face, berhadap-hadapan dengan anak tersebut dengan bertanya dengan kata-kata yang mudah dimengerti anak tersebut. Cara ini saya gunakan untuk mengetahui bagaimana kondisi anak tersebut, jika ada masalah apa yang menjadi masalah pada dirinya sehingga ia menjadi malas belajar. Cara ini juga dapat membantu anak untuk terbuka mengutarakan isi hatinya. Saat mengajar saya sebagai seorang pengajar harus memberikan motivasi dan perhatian pada seluruh peserta didik agar mereka tetap semangat dalam memulai pelajaran.


BAB III
PEMBAHASAN

Di zaman globalisasi yang sedang berkembang sekarang ini, terlihat pada pendidikan masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan juga memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu negara. Oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing perlu diimbangi dengan pendidikan yang harus disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, yang dapat menjawab berbagai permasalahan baik lokal maupun global, serta menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah masih rendahnya kualitas pendidikan. Mutu pendidikan tidak terlepas dari pembelajaran. Dalam pembelajaran guru harus mampu menjalankan tugas dan perannya karena hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan siswa. Berdasarkan hasil wawancara pada guru, bahwa pandangan guru tentang pendidikan jaman sekarang dengan kurikulum pendidikan tahun 2013 yang baru masih belum tepat sasaran diberikan kepada masyarakat Indonesia karena masyarakat Indonesia belum siap menggunakan pendekatan yang berpusat pada anak sedangkan guru hanya menjadi fasilisator. Dalam hal ini terlihat bahwa pendidikan yang berpusat pada siswa (student centered) masih belum tepat diberikan pada siswa di Indonesia. Seharusnya anak diarahkan untuk aktif dan mandiri tetapi tetap dalam pengawasan dan bimbingan guru agar lebih efektif.
Proses belajar mengajar dengan hubungan dua arah sangat penting dilakukan antara guru dan siswa sebagai pemberi dan penerima bantuan dan bimbingan dalam suatu proses belajar mengajar. Siswa sebagai penerima dan mengikuti disiplin yang ditentukan oleh guru untuk mengembangkan kematangan dan kemandiriannya. Sedangkan guru berperan dalam mendorong dan membangkitkan gairah baru siswa untuk membangun jembatan antara apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan, serta bagimana mereka mampu menjadi pembelajar yang aktif.
Semua guru harus baik dimata siswanya bahwa ketika berbicara tentang kualitas mengajar seorang guru khususnya berkaitan masalah-masalah teknik, konten, dan presentasi. Namun berkomunikasi dengan siswa juga penting agar siswa tidak bosan saat belajar. Guru yang baik bercirikan seperti: memiliki kesadaran akan tujuan, memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa, mentoleransi ambiguitas, menunjukkan kemauan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa, merasa tidak nyaman jika kurang mengetahui, mencerminkan komitment pada pekerjaan mereka, belajar dari berbagai model, menikmati pekerjaan dan siswa mereka.
Berdasarkan hasil wawancara, guru tersebut termotivasi untuk mencerdaskan anak bangsa yang didasari dari lingkungan bahwa mengajar anak harus penuh dengan kesabaran dan tidak ada paksaan. Guru yang seperti ini memiliki kualitas yang baik, Ia mempunyai kualitas patience sabar membantu siswa dalam belajar, true compassion for their students memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya, understanding memahami situasi dan kondisi kelas maupun siswa, dedication to excellence menginginkan capaian yang terbaik dari siswa-siwanya dan diri mereka sendiri, unwavering support atau teguh dalam memberikan dukungan pada siswa, dan willingness to help student achieve atau kesediaan membantu siswa mencapai prestasi.
Guru yang baik akan bertanggung jawab untuk mempromosikan pentingnya belajar bagi siswa. Tentu guru sendiri harus menjadi pembelajar sejati agar dapat mengikuti percepatan, termasuk kemajuan di bidang pedagogi sendiri. Siswa belajar paling efektif ketika mereka memahami apa yang mereka pelajari, mengapa mereka belajar materi itu, dan bagaimana mereka akan dapat menggunakan pembelajaran baru mereka dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil wawancara pada guru tentang pandangannya terhadap peserta didik adalah bagus karena semakin majunya perkembagan teknologi yang mempermudah siswa dalam mencari informasi/wawasan yang lebih luas. Namun, dengan majunya perkembangan teknologi tentu diperlukan adanya pengawasan dari guru sendiri, keluarga maupun lingkungan agar terhindar dari hal-hal yang berdampak negatif pada siswa.
Guru akan menjadi lebih efektif bila dia secara sadar memilih untuk menggunakan strategi mengajar, memperluas, perbendaharaan strategi, dan ahli dalam menggunakan strategi itu. ada lima strategi mengajar yaitu : Pelatihan dan pelatihan lanjut, ceramah dan menjelaskan, mencari dan menemukan, kelompok dan tim, pengalaman dan refleksi.  Kelima strategi ini menyediakan kerangka kerja konseptual yang berguna untuk mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Kelimanya dapat digunakan dengan materi pelajaran dalam pengaturan apapun di setiap kelompok, usia siswa, bahkan juga untuk siswa perguruan tinggi.
Berdasarkan hasil wawancara pada guru, pendekatan dalam mengajar yang biasa dilakukannya yaitu dengan pendekatan face to face, berkelompok, dan klasikal. Pendekatan yang digunakan setiap harinya akan berbeda-beda tergantung situasi dan kondisi peserta didik saat berada di dalam kelas. Guru yang saya wawancarai ini termasuk guru yang baik dan efektif dalam mengajar karena guru tersebut secara sadar mengerti dan memahami kebutuhan peserta didik. Misalnya, ketika melihat peserta didik tidak bersemangat dalam belajar, guru yang saya wawancarai ini pasti akan mencari solusi dengan cara melakukan pendekatan terlebih dahulu pada anak tersebut kemudian bertanya apa masalahnya dan memberikan motivasi agar anak tersebut mau belajar dan bermain dengan teman-temannya. Pada guru ini terlihat adanya karakter pribadi seperti penyayang, motif yang bagus, dan komitmen. Ketiga karakter ini terlihat dengan menunjukkan diri benar-benar peduli dengan siswa secara pribadi dan profesional, menjadikan siswa selalu pada prioritas nomor satu, dan menunjukkan semangat dan semangat untuk menyampaikan materi secara tuntas.


BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :

1.  Pendidikan yang berpusat pada siswa (student centered) masih belum tepat diberikan pada siswa di Indonesia. Seharusnya anak diarahkan untuk aktif dan mandiri tetapi tetap dalam pengawasan dan bimbingan guru agar lebih efektif.
2.  Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan. Guru profesional hendaknya mampu melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik.
3.     Kemajuan teknologi mempermudah siswa dalam mencari informasi/wawasan yang lebih luas. Namun, dengan majunya perkembangan teknologi tentu diperlukan adanya pengawasan dari guru, keluarga maupun lingkungan sekitar agar terhindar dari hal-hal yang berdampak negatif pada siswa.
4.   Standar kinerja guru merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan profesional guru untuk meningkatkan mutu pelayanan belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan pula mutu pendidikan.
5.    Sebagai guru yang profesional, ia harus memiliki keahlian khusus yang disebut kompetensi dalam menjalankan tugas-tugas profesionalnya. Keahlian tersebut seperti kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dari beberapa komptensi tersebut ada dalam diri seorang guru. 


BAB V
SARAN

A.    Saran
1.      Guru harus memperhatikan mutu atau kualitas mengajarnya dengan terlebih dahulu mengadakan perencanaan program pengajaran kemudian melakukannya dengan baik dalam bentuk pembelajaran.
2.   Bagi seluruh pengajar seharusnya mengetahui terlebih dahulu bagiamana menjadi pengajar yang baik dan efektif, diharapkan pengajar dapat mengaplikasikan ilmu dan seni mengajar tersebut saat mengajar,sehingga menjadi guru yang dapat mencapai suatu tujuan yang jelas saat mengajar dan dapat dikatakan guru yang berkualitas

B.     Testimoni
Tugas akhir individu ini sangat bermanfaat untuk saya. Saya semakin mengerti dan memahami Pedagogi secara mendalam, karena dalam pengerjaan tugas ini saya harus membaca terlebih dahulu teori-teori yang ada di dalam buku panduan kemudian mengkaitkannya dengan hasil wawancara yang sudah saya lakukan kepada seorang guru. Saya juga merasa senang ketika berkesempatan untuk terjun langsung ke lapangan dengan mewawancarai langsung seorang guru mengenai pendidikan. saya menjadi mengerti bagaimana pandangan seorang guru tentang pendidikan, perasaan seorang guru terhadap peserta didik dan mengetahui bagaimana mengajar peserta didik dengan cara yang baik dan efektif. Saya banyak belajar dari guru yang saya wawancarai, ternyata menjadi seorang guru tidak semudah yang saya bayangkan karena menjadi seorang guru harus mempunyai ketulusan hati untuk mengajar anak-anak, menjadi motivator dan berpengetahuan yang luas. Dengan adanya tugas individu ini, saya semakin bersemangat dalam belajar dan semakin menghargai jeri payah guru yang sudah mengajar saya karena begitu banyak jasa seorang guru bagi saya.


DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar