WAWANCARA GURU
TUGAS
AKHIR INDIVIDU
MATA
KULIAH PEDAGOGI
Oleh
:
ANGGITA WINDY
101301103
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
Mengajar
merupakan segala bentuk upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan
bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks dimana mengajar juga
merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada
situasi dan dengan media tertentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari dimana pun dan
kapan pun, baik individual, dapat dilakukan pula pada sekelompok siswa, maupun dilembagakan.
Proses belajar mengajar
akan berjalan baik jika peserta didik bisa melihat hasil yang positif untuk
dirinya dan memperoleh kemajuan-kemajuan jika ia menguasai dan menyelesaikan
proses belajarnya. Berhasil atau tidaknya proses belajar itu dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri seperti bakat, minat, kecerdasan,
cara belajar, kematangan, dan sebagainnya. Faktor eksternal adalah faktor yang
berasal dari luar individu seperti faktor lingkungan alam, lingkungan sosial,
dan faktor instrumental yang meliputi bahan pelajaran, sarana dan fasilitas,
guru dan sebagainya.
Guru adalah
salah satu faktor yang mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan
kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksankannya. Oleh sebab itu, guru
harus membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar
bagi siswa dan bertanggung jawab untuk memperbaiki kualitas pengajarannya. Guru
juga berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku manager
dan fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang
efektif.
Berdasarkan paparan
diatas, penulis ingin mengetahui bagaimana pandangan guru tetang pendidikan,
motivasinya dalam mengajar, pandangannya terhadap peserta didik, filosopinya
dalam mengajar dan untuk mengetahui pendekatan guru tersebut dalam mengajar.
BAB II
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Guru
Nama/
Inisial Guru : Rina Rahayu, S.Pd
Alamat
: Jln. Setia Budi.
Medan
Pengajar : Guru TK ( 12 Tahun
mengajar)
Status : Sudah Sertifikasi
B.
Hasil
Wawancara
· Menurut pandangan saya pendidikan jaman
sekarang ini, pada kurikulum 2013 sepertinya belum tepat sasaran untuk
masyarakat Indonesia, karena masyarakat inidonesia belum siap menerima atau
pendekatan yang berpacu pada anak, karena kalau kurikulum 2013 ini di harapkan
anak yang belajar untuk aktif, sedangkan guru hanya membimbing dan memberi arahan
pada siswa. Menurut saya, pendidikan jaman dulu yang masih menggunakan
kurikulum CBSA, pembelajarannya lebih terarah dan cara belajar di suruh aktif
juga. Bedanya pendidikan dulu dengan sekarang yaitu jaman era globalisasi
sekarang serba mudah di dapat melalui internet dan banyak lagi media yang dapat
mempermudah peserta didik.
· Motivasi saya menjadi seorang guru
adalah untuk mencerdaskan anak bangsa. Motivasi yang mendasari saya menjadi
seorang guru itu karena melihat lingkungan sekitar, banyak orang tua yang suka
memaksakan anaknya, harus ini, harus itu. Seharusnya anak itu tidak boleh
dipaksa, berdasarkan perkembangan atau usia anak sudah matang atau tidak untuk
belajar karena setiap anak itu berbeda-beda, ada yang sudah bisa belajar dan ada
yang belum bisa. Apalagi kalau di TK, anak-anak itu butuh ekstra perhatian,
ekstra pembelajaran, namun anak TK dijaman sekarang sudah aktif seperti
bertanya dan berargumentasi. Mungkin hal ini karena faktor perkembangan yang
sudah semakin maju juga. Hal inilah yang mendasari saya untuk menjadi seorang
guru.
· Pandangan saya sebagai guru melihat
peserta didik jaman sekarang itu bagus, namun saya melihat ada dampak positif
dan negatif. Dilihat dari sisi positifnya sangat bagus untuk perkembangan anak
dan kemajuan anak sedangkan pada sisi negatifnya apabila anak menyalahi apa
yang seharusnya. Menurut pandangan saya melihat peserta didik jaman sekarang
ini perlu adanya bimbingan baik dari guru ataupun keluarga agar media
pembelajaran yang digunakan tidak disalah gunakan oleh peserta didik. Kalau
lingkungan ikut serta dalam mengarahkan dan membimbing anak agar tidak
menyalahgunakan media online seperti internet pasti akan lebih banyak dampak
positifnya.
· Filosofi saya dalam mengajar
“Tersenyumlah selagi bisa tersenyum”, karena anak-anak sekarang ini susah untuk
tersenyum.
· Pendekatan dalam mengajar yang saya
biasa lakukan yaitu face to face, berkelompok
dan klasikal (umum). Kita lihat dulu
bagaimana kondisi kelas, bagaimana kondisi peserta didik. Apabila terlihat
peserta didik ada yang malas, murung, dan tidak bersemangat mengerjakan apa
yang diarahkan. Saya biasanya melakukan pendekatan dengan face to face, berhadap-hadapan dengan anak tersebut dengan bertanya
dengan kata-kata yang mudah dimengerti anak tersebut. Cara ini saya gunakan
untuk mengetahui bagaimana kondisi anak tersebut, jika ada masalah apa yang
menjadi masalah pada dirinya sehingga ia menjadi malas belajar. Cara ini juga
dapat membantu anak untuk terbuka mengutarakan isi hatinya. Saat mengajar saya
sebagai seorang pengajar harus memberikan motivasi dan perhatian pada seluruh
peserta didik agar mereka tetap semangat dalam memulai pelajaran.
BAB III
PEMBAHASAN
Di
zaman globalisasi yang sedang berkembang sekarang ini, terlihat pada pendidikan
masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam
menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan juga
memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu
negara. Oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya generasi muda yang
berkualitas dan berdaya saing perlu diimbangi dengan pendidikan yang harus
disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, yang dapat menjawab
berbagai permasalahan baik lokal maupun global, serta menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas.
Salah
satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah masih rendahnya
kualitas pendidikan. Mutu pendidikan tidak terlepas dari pembelajaran. Dalam
pembelajaran guru harus mampu menjalankan tugas dan perannya karena hal
tersebut akan mempengaruhi keberhasilan siswa. Berdasarkan hasil wawancara pada
guru, bahwa pandangan guru tentang pendidikan jaman sekarang dengan kurikulum
pendidikan tahun 2013 yang baru masih belum tepat sasaran diberikan kepada masyarakat
Indonesia karena masyarakat Indonesia belum siap menggunakan pendekatan yang
berpusat pada anak sedangkan guru hanya menjadi fasilisator. Dalam hal ini terlihat
bahwa pendidikan yang berpusat pada siswa (student
centered) masih belum tepat diberikan pada siswa di Indonesia. Seharusnya
anak diarahkan untuk aktif dan mandiri tetapi tetap dalam pengawasan dan
bimbingan guru agar lebih efektif.
Proses
belajar mengajar dengan hubungan dua arah sangat penting dilakukan antara guru
dan siswa sebagai pemberi dan penerima bantuan dan bimbingan dalam suatu proses
belajar mengajar. Siswa sebagai penerima dan mengikuti disiplin yang ditentukan
oleh guru untuk mengembangkan kematangan dan kemandiriannya. Sedangkan guru
berperan dalam mendorong dan membangkitkan gairah baru siswa untuk membangun
jembatan antara apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan, serta bagimana
mereka mampu menjadi pembelajar yang aktif.
Semua
guru harus baik dimata siswanya bahwa ketika berbicara tentang kualitas
mengajar seorang guru khususnya berkaitan masalah-masalah teknik, konten, dan
presentasi. Namun berkomunikasi dengan siswa juga penting agar siswa tidak
bosan saat belajar. Guru yang baik bercirikan seperti: memiliki kesadaran akan
tujuan, memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa, mentoleransi
ambiguitas, menunjukkan kemauan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi
kebutuhan siswa, merasa tidak nyaman jika kurang mengetahui, mencerminkan
komitment pada pekerjaan mereka, belajar dari berbagai model, menikmati
pekerjaan dan siswa mereka.
Berdasarkan
hasil wawancara, guru tersebut termotivasi untuk mencerdaskan anak bangsa yang
didasari dari lingkungan bahwa mengajar anak harus penuh dengan kesabaran dan
tidak ada paksaan. Guru yang seperti ini memiliki kualitas yang baik, Ia
mempunyai kualitas patience sabar
membantu siswa dalam belajar, true
compassion for their students memiliki rasa kasih sayang sejati pada
siswanya, understanding memahami
situasi dan kondisi kelas maupun siswa, dedication
to excellence menginginkan capaian yang terbaik dari siswa-siwanya dan diri
mereka sendiri, unwavering support
atau teguh dalam memberikan dukungan pada siswa, dan willingness to help student achieve atau kesediaan membantu siswa
mencapai prestasi.
Guru
yang baik akan bertanggung jawab untuk mempromosikan pentingnya belajar bagi
siswa. Tentu guru sendiri harus menjadi pembelajar sejati agar dapat mengikuti
percepatan, termasuk kemajuan di bidang pedagogi sendiri. Siswa belajar paling
efektif ketika mereka memahami apa yang mereka pelajari, mengapa mereka belajar
materi itu, dan bagaimana mereka akan dapat menggunakan pembelajaran baru
mereka dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil wawancara pada guru
tentang pandangannya terhadap peserta didik adalah bagus karena semakin majunya
perkembagan teknologi yang mempermudah siswa dalam mencari informasi/wawasan
yang lebih luas. Namun, dengan majunya perkembangan teknologi tentu diperlukan
adanya pengawasan dari guru sendiri, keluarga maupun lingkungan agar terhindar
dari hal-hal yang berdampak negatif pada siswa.
Guru
akan menjadi lebih efektif bila dia secara sadar memilih untuk menggunakan
strategi mengajar, memperluas, perbendaharaan strategi, dan ahli dalam
menggunakan strategi itu. ada lima strategi mengajar yaitu : Pelatihan dan
pelatihan lanjut, ceramah dan menjelaskan, mencari dan menemukan, kelompok dan
tim, pengalaman dan refleksi. Kelima
strategi ini menyediakan kerangka kerja konseptual yang berguna untuk
mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Kelimanya dapat digunakan dengan
materi pelajaran dalam pengaturan apapun di setiap kelompok, usia siswa, bahkan
juga untuk siswa perguruan tinggi.
Berdasarkan
hasil wawancara pada guru, pendekatan dalam mengajar yang biasa dilakukannya
yaitu dengan pendekatan face to face,
berkelompok, dan klasikal. Pendekatan yang digunakan setiap harinya akan
berbeda-beda tergantung situasi dan kondisi peserta didik saat berada di dalam
kelas. Guru yang saya wawancarai ini termasuk guru yang baik dan efektif dalam
mengajar karena guru tersebut secara sadar mengerti dan memahami kebutuhan
peserta didik. Misalnya, ketika melihat peserta didik tidak bersemangat dalam
belajar, guru yang saya wawancarai ini pasti akan mencari solusi dengan cara
melakukan pendekatan terlebih dahulu pada anak tersebut kemudian bertanya apa
masalahnya dan memberikan motivasi agar anak tersebut mau belajar dan bermain
dengan teman-temannya. Pada guru ini terlihat adanya karakter pribadi seperti
penyayang, motif yang bagus, dan komitmen. Ketiga karakter ini terlihat dengan
menunjukkan diri benar-benar peduli dengan siswa secara pribadi dan
profesional, menjadikan siswa selalu pada prioritas nomor satu, dan menunjukkan
semangat dan semangat untuk menyampaikan materi secara tuntas.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pendidikan
yang berpusat pada siswa (student
centered) masih belum tepat diberikan pada siswa di Indonesia. Seharusnya
anak diarahkan untuk aktif dan mandiri tetapi tetap dalam pengawasan dan
bimbingan guru agar lebih efektif.
2. Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan. Guru
profesional hendaknya mampu melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada
peserta didik.
3. Kemajuan
teknologi mempermudah siswa dalam mencari informasi/wawasan yang lebih luas.
Namun, dengan majunya perkembangan teknologi tentu diperlukan adanya pengawasan
dari guru, keluarga maupun lingkungan sekitar agar terhindar dari hal-hal yang
berdampak negatif pada siswa.
4. Standar
kinerja guru merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan
profesional guru untuk meningkatkan mutu pelayanan belajar yang pada akhirnya
dapat meningkatkan pula mutu pendidikan.
5. Sebagai
guru yang profesional, ia harus memiliki keahlian khusus yang disebut kompetensi
dalam menjalankan tugas-tugas profesionalnya. Keahlian tersebut seperti kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Dari beberapa komptensi tersebut ada dalam diri seorang guru.
BAB V
SARAN
A.
Saran
1. Guru
harus memperhatikan mutu atau kualitas mengajarnya dengan terlebih dahulu
mengadakan perencanaan program pengajaran kemudian melakukannya dengan baik
dalam bentuk pembelajaran.
2. Bagi
seluruh pengajar seharusnya mengetahui terlebih dahulu bagiamana menjadi
pengajar yang baik dan efektif, diharapkan pengajar dapat mengaplikasikan ilmu
dan seni mengajar tersebut saat mengajar,sehingga menjadi guru yang dapat
mencapai suatu tujuan yang jelas saat mengajar dan dapat dikatakan guru yang
berkualitas
B.
Testimoni
Tugas
akhir individu ini sangat bermanfaat untuk saya. Saya semakin mengerti dan
memahami Pedagogi secara mendalam, karena dalam pengerjaan tugas ini saya harus
membaca terlebih dahulu teori-teori yang ada di dalam buku panduan kemudian
mengkaitkannya dengan hasil wawancara yang sudah saya lakukan kepada seorang
guru. Saya juga merasa senang ketika berkesempatan untuk terjun langsung ke
lapangan dengan mewawancarai langsung seorang guru mengenai pendidikan. saya
menjadi mengerti bagaimana pandangan seorang guru tentang pendidikan, perasaan
seorang guru terhadap peserta didik dan mengetahui bagaimana mengajar peserta
didik dengan cara yang baik dan efektif. Saya banyak belajar dari guru yang
saya wawancarai, ternyata menjadi seorang guru tidak semudah yang saya
bayangkan karena menjadi seorang guru harus mempunyai ketulusan hati untuk
mengajar anak-anak, menjadi motivator dan berpengetahuan yang luas. Dengan
adanya tugas individu ini, saya semakin bersemangat dalam belajar dan semakin
menghargai jeri payah guru yang sudah mengajar saya karena begitu banyak jasa seorang
guru bagi saya.
DAFTAR PUSTAKA
Danim,
Sudarwan. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan
Heutagogi. Bandung : Alfabeta